
Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkapkan bahwa stok beras di gudang Perum Bulog saat ini mencapai 3,5 juta ton. Jumlah ini disebut sebagai yang tertinggi dalam 57 tahun terakhir, menandakan capaian signifikan dalam ketahanan pangan nasional.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan pencapaian tersebut sebagai hasil dari langkah-langkah strategis pemerintah dalam menjaga pasokan beras nasional, terutama menghadapi potensi krisis pangan global dan perubahan iklim yang ekstrem.

“Ini stok tertinggi sejak tahun 1968. Artinya, kita berada dalam kondisi aman untuk memenuhi kebutuhan nasional dalam waktu dekat,” ujar Amran dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu (4/5/2025).
Menurut data Kementan, stok tersebut terdiri dari gabungan beras hasil pengadaan dalam negeri dan impor. Selain untuk kebutuhan stabilisasi harga, beras tersebut juga disiapkan untuk program bantuan pangan dan cadangan darurat menghadapi bencana.
Amran menegaskan bahwa pemerintah akan terus memperkuat sektor hulu, termasuk penguatan distribusi pupuk dan bibit unggul agar produksi dalam negeri tetap optimal. “Kami pastikan semua lini pertanian bergerak, mulai dari benih, irigasi, hingga jaminan distribusi. Ini tidak bisa lepas dari kolaborasi lintas kementerian dan peran Bulog,” ujarnya.
Di sisi lain, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyatakan bahwa stok yang besar ini juga memberikan ruang stabilisasi harga di pasar jika terjadi gejolak. “Kami siap intervensi pasar kapan saja bila diperlukan,” ucap Buwas.
Pemerintah juga menjamin bahwa kualitas beras di gudang tetap terjaga dan sesuai standar konsumsi masyarakat. Monitoring kualitas dan rotasi stok dilakukan secara berkala.
Dengan capaian ini, Indonesia dinilai berada dalam posisi strategis untuk menghadapi tantangan pangan global di tahun-tahun mendatang.
