Jakarta – Pembatalan mutasi Letnan Jenderal Kunto Arief Wibowo, yang merupakan putra dari purnawirawan tentara Try Sutrisno, memicu tanggapan dari berbagai pihak. Salah satunya adalah Dino Patti Djalal, mantan juru bicara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang menilai keputusan tersebut sebagai sinyal yang kuat dari Istana Kepresidenan.
Dalam cuitannya di akun X, Dino menyebutkan bahwa pembatalan mutasi Kunto Arief Wibowo mengindikasikan bahwa “Panglima tertinggi TNI adalah Presiden Prabowo, bukan pihak lain.” Hal ini diungkapkan Dino pada Senin, 5 Mei 2025, dan ia mengizinkan Tempo untuk mengutip pernyataannya tersebut.
Dino juga menilai bahwa pembatalan mutasi Kunto Arief Wibowo membawa kejanggalan dan meresahkan publik, bahkan menciptakan ketegangan di internal TNI. Meskipun begitu, Dino memilih untuk tidak mengomentari lebih lanjut masalah ini. “Maaf saya tidak ada komentar. Cukup yang di-X saya,” ujar Dino.
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengumumkan penangguhan mutasi Kunto Arief Wibowo, yang sebelumnya dijadwalkan akan dipindahkan dari jabatan Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I menjadi Staf Khusus Kepala Staf TNI Angkatan Darat. Keputusan tersebut dituangkan dalam Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/554.a/IV/2025 tertanggal 30 April 2025, yang meralat keputusan sebelumnya yang tercatat dalam surat bernomor Kep/554/IV/2025 tertanggal 29 April 2025.
Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayor Jenderal Kristomei Sianturi menjelaskan bahwa penangguhan mutasi tersebut didasarkan pada adanya perwira yang masih memiliki tugas di organisasi. Ia menegaskan bahwa penangguhan ini tidak ada kaitannya dengan sikap ayah Kunto, Try Sutrisno, yang terlibat dalam Forum Purnawirawan Prajurit TNI yang mengusulkan pemakzulan Gibran Rakabuming Raka sebagai wakil presiden.
“Tidak ada kaitannya dengan isu-isu di luar TNI atau sikap purnawirawan,” ujar Kristomei dalam telekonferensi pada Jumat, 2 Mei 2025. Ia menambahkan bahwa keputusan untuk menangguhkan mutasi ini diambil setelah mempertimbangkan bahwa beberapa perwira masih memiliki tanggung jawab tugas di organisasi sebelumnya, yang menyebabkan mutasi secara keseluruhan harus ditangguhkan.
Dengan situasi ini, banyak pihak yang masih menunggu perkembangan lebih lanjut terkait keputusan mutasi di tubuh TNI dan implikasi dari pembatalan mutasi Letjen Kunto Arief Wibowo