Surabaya, 31 Mei 2025 – Dalam resepsi Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-732 yang digelar Sabtu lalu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memaparkan sejumlah capaian penting pembangunan kota. Di hadapan tamu undangan dan warga, Eri menegaskan bahwa arah pembangunan kota ini sejalan dengan Asta Cita Presiden RI dan Nawa Bhakti Satya Gubernur Jawa Timur.
Ia menyoroti tujuh fokus utama yang menjadi prioritas Pemkot Surabaya, yaitu pengurangan kemiskinan dan pengangguran, penurunan angka kematian ibu dan bayi serta stunting, peningkatan pembangunan manusia, pengurangan kesenjangan ekonomi dan sosial, serta pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
“Kualitas SDM adalah kunci masa depan. IPM Surabaya kini mencapai 84,69 persen, tertinggi di Jawa Timur,” ujar Eri. Komitmen tersebut dibuktikan melalui anggaran pendidikan lebih dari Rp2,5 triliun.
Surabaya juga mencatat berbagai capaian konkret di sektor pendidikan: sekolah gratis untuk lebih dari 180 ribu siswa SDN dan SMPN, beasiswa untuk 3.964 penghafal kitab suci dari jenjang TK hingga SMP, serta dukungan beasiswa bagi 21 ribu siswa SMA/SMK/MA dan 3.500 mahasiswa.
Program sosial seperti bantuan seragam gratis, “Sinau Ngaji Bareng” di 234 balai RW, serta “Surabaya Mengajar” yang melibatkan 1.882 mahasiswa, menjadi bagian dari penguatan pendidikan inklusif.
Di bidang kesehatan, Pemkot memperluas akses layanan dengan membangun tiga rumah sakit daerah baru di wilayah timur, selatan, dan utara kota. Ditambah lagi, layanan puskesmas kini menyediakan fasilitas pediatri dan obgyn, serta ambulans dan tenaga kesehatan disiapkan di setiap kelurahan dan balai RW.
“UHC kita sudah mencakup anggaran hingga Rp500 miliar, ini adalah bentuk keberpihakan nyata pada kesehatan warga,” tegasnya.
Dalam penanggulangan kemiskinan, Surabaya berhasil menurunkan angka kemiskinan menjadi 3,96 persen dengan nol jiwa dalam kategori kemiskinan ekstrem. Penduduk miskin pada Mei 2025 tercatat tinggal 68.243 jiwa dari 69.228 jiwa di tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ekonomi juga menunjukkan tren positif, yaitu sebesar 5,76 persen, melebihi angka rata-rata provinsi maupun nasional. Tingkat pengangguran berhasil ditekan ke 4,91 persen, menurun tajam dibanding 9,79 persen pada 2020.
Pemkot juga aktif memberdayakan sektor UMKM, dengan pendampingan terhadap 31 ribu pelaku usaha, fasilitasi sertifikasi halal, dan transaksi digital melalui e-Peken yang menembus angka Rp182 miliar. Tak kurang dari 10 ribu wirausahawan baru juga telah muncul dari berbagai program inkubasi usaha.
“Ini adalah hasil gotong royong seluruh elemen warga, dan bukti nyata bahwa Surabaya terus tumbuh sebagai kota maju, berdaya, dan berkeadilan,” pungkas Eri Cahyadi.












