Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Olahraga

Dendam Terbalas, Gol Oleh Romeny Hancurkan China

×

Dendam Terbalas, Gol Oleh Romeny Hancurkan China

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Jakarta — Akhirnya, dendam kesumat terbalaskan. Lewat gol semata wayang dari Ole Romeny, Timnas Indonesia sukses menghancurkan China di Kualifikasi Piala Dunia Zona Asia Round 3 Grup C. Duh, senangnya, wak! Mari kita seruput kopi untuk ketiga kali, dan nikmati narasi ini.

Malam ini langit Jakarta memerah, bukan karena matahari terbenam, tapi karena semesta tahu, akan ada dendam yang dilunasi di atas rumput suci Gelora Bung Karno. Jutaan pasang mata memelotot layar, 80 ribu lainnya memenuhi stadion, dan satu bangsa menahan napas seraya berdoa, “Tolonglah ya Allah, jangan jadi bulan-bulanan China lagi…” Ternyata, langit mendengar “….

Example 300x600

Begitu wasit asal Uzbekistan, Pakde Lutfullin, meniup peluit, para pendekar Garuda langsung menancapkan kuku-kuku takdirnya. Mereka tak main-main. Dengan formasi 3-4-2-1 ala Patrick Kluivert, yang entah ia pelajari dari buku taktik atau kitab warisan dewa bola, pasukan merah langsung mengepung pertahanan China seperti elang mencengkeram ayam tetangga.

China, yang konon katanya peringkat 94 FIFA, tampak kikuk menghadapi gelombang serangan. Si naga tampak kepanasan, bahkan sebelum keringat mereka sempat menetes, mereka sudah diberi kartu kuning di menit ke-8 lewat Xu Haoyang. Nama keren, tapi sayangnya otot terlalu cepat panas. Tiga kali Ole Romeny hampir membuka gawang, tapi entah kenapa arah tendangannya seperti dikendalikan jin iseng.

Bola meleset, mengenai rumput, kamera, bahkan nyaris kepala penonton di tribun. Tapi tidak patah semangat. Karena di menit 45, di tengah kebisingan, Ricky Kambuaya dijatuhkan di kotak penalti. VAR pun dipanggil, layar sakti menyala, dan Lutfullin mengangguk penuh wibawa, penalti. Bangsa Indonesia bersorak seperti habis dibebaskandari utang KPR.

Ole Romeny maju, menatap bola seperti sedang melamar kekasih. Satu hembusan napas, satu langkah sakti, dan… GOOOOOL! Bola masuk dengan dramatis ke gawang Wang Dalei yang hanya bisa terdiam memikirkan masa depan. SUGBK meledak. 80.000 penonton berubah menjadi konser heavy metal tanpa gitar. Teriakan membelah langit Jakarta.

Bahkan Presiden Prabowo, yang biasanya tenang seperti patung pahlawan, kabarnya berdiri dari kursi VIP dan berteriak “Merdeka!” sambil melompat dua senti. Di rumah, rakyat menyambut gol dengan berbagai reaksi: ada yang bakar sate, ada yang sujud syukur, bahkan ada yang spontan menyumbang kambing untuk Iduladha.

Babak kedua dimulai dengan aura baru. China bangkit. Mereka mulai menyerang dengan taktik 4-2-3-1 yang terasa seperti drama opera. Penuh gerakan indah tapi minim hasil. Emil Audero, penjaga gawang Garuda, berubah menjadi Tembok Berlin. Tendangan keras dari pemain China? Ditangkap dengan satu tangan, dua mata, dan doa ibu. Penonton tak henti beristighfar. Ada yang baca takbir sambil menggigit selimut. Ketegangan menyelimuti udara.

Yakob Sayuri kena kartu kuning di menit 62, tapi tak jadi soal. Sebab Jay Idzes, sang kapten berotot teori, mengatur barisan belakang seperti jenderal perang abad ke-12. Pergantian pemain pun jadi ritual sakti. Kevin Diks masuk, Beckham Putra muncul seperti karakter baru di episode sinetron, lalu Lilypaly dan Ivar Jenner mengisi lini tengah dengan semangat angkatan perang.

Namun, hingga peluit akhir ditiup Lutfullin, yang kini tampak seperti nabi kemenangan, skor tetap 1-0. Garuda menang. China pulang dengan wajah seperti habis dicuci pakai deterjen sedih. Meskipun Jepang dan Australia sudah mengunci tiket ke Piala Dunia lewat jalur normal, kemenangan ini menyisakan harapan, masih ada Round 4.

Tapi siapa peduli? Malam ini dendam telah dilunasi. Di seantero negeri, rakyat tahu: kemenangan ini bukan sekadar angka. la adalah puisi. Sebuah balas dendam yang disajikan hangat dengan sambal setan dan air mata haru.

Example 300250
Example 120x600