Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Daerah

Respons Keluhan Banjir Sampah, Pemprov Jatim Gelar Aksi Bersih-Bersih di Pantai Gemah Tulungagung

×

Respons Keluhan Banjir Sampah, Pemprov Jatim Gelar Aksi Bersih-Bersih di Pantai Gemah Tulungagung

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Tulungagung – Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggelar aksi bersih-bersih pantai (beach clean-up) di Pantai Gemah, Kabupaten Tulungagung, pada Kamis (5/6/2025). Aksi ini merupakan respons atas keluhan banjir sampah kiriman yang terus menumpuk di kawasan wisata unggulan tersebut, sekaligus menjadi bagian dari peringatan Hari Lingkungan Hidup 2025.

Kegiatan ini melibatkan ratusan relawan, pelajar, dan komunitas lingkungan hidup dari berbagai kalangan di Tulungagung. Aksi bersih-bersih ini menjadi solusi darurat atas banyaknya sampah yang terbawa dari laut dan sungai, terutama setelah banjir bandang di Kabupaten Trenggalek.

Example 300x600

Menurut Subarja, Kabid Pengolahan Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Timur, penanganan sampah harus dilakukan secara kolaboratif dan berkelanjutan.

“Kita tidak bisa hanya mengandalkan kewenangan. Semua pihak harus terlibat, termasuk pelaku wisata dan komunitas. Untuk Pantai Gemah yang berbentuk teluk, sampah kiriman akan selalu datang setiap musim hujan,” ujarnya.

Subarja menyebutkan, salah satu solusi jangka panjang adalah pemasangan jaring penahan sampah di sungai, serta penggunaan alat berat untuk percepatan pembersihan. Bahkan, ia mendorong adanya partisipasi dari perusahaan melalui skema CSR atau bantuan donatur karena keterbatasan anggaran pemerintah.

“Mengandalkan pemerintah saja tidak cukup. Perlu gotong-royong, baik dari masyarakat, pelaku usaha, maupun pihak swasta,” tambahnya.

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pantai Gemah, Imam Rojikin, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, atas gerak cepat pemerintah merespons keluhan masyarakat.

“Kami sangat terbantu dengan aksi bersih-bersih ini. Pantai Gemah punya garis pantai lebih dari 1 km. Tidak mungkin kami bersihkan sendiri,” ucap Rojikin.

Ia menjelaskan bahwa sampah kiriman rutin datang setiap musim hujan, terutama saat pintu air Bendungan Niyama dibuka. Karena itu, pihaknya mengajukan permohonan hibah dua alat berat berupa ekskavator dan bulldozer, atau dana hibah sebesar Rp100 juta untuk menyewa alat berat guna membersihkan pantai.

“Untuk satu kali pembersihan pasca banjir sampah, dibutuhkan biaya setidaknya Rp50 juta. Jumlahnya terlalu besar untuk kami tangani secara manual,” pungkasnya.

Kegiatan ini diharapkan menjadi awal dari upaya kolaboratif yang lebih luas untuk menjaga kebersihan dan daya tarik wisata Pantai Gemah sebagai aset wisata penting di pesisir selatan Tulungagung.

Example 300250
Example 120x600