Jakarta – Nyeri dada sering kali membuat panik. Tak jarang, seseorang sulit membedakan apakah rasa sakit itu disebabkan oleh gangguan asam lambung (GERD) atau justru gejala awal serangan jantung. Padahal, mengenali perbedaannya sangat penting untuk menentukan penanganan yang tepat.
Dikutip dari Medical News Today, baik nyeri akibat GERD maupun serangan jantung dapat menimbulkan sensasi yang serupa, seperti tekanan, rasa penuh, terbakar, atau bahkan menusuk. Namun, ada sejumlah ciri khas yang bisa menjadi pembeda.
🫀 Ciri Nyeri Dada karena Serangan Jantung
Nyeri dada akibat serangan jantung biasanya terasa di tengah atau sisi kiri dada. Rasa sakit ini bisa datang dan pergi, dan tingkat keparahannya bervariasi.
Beberapa gejala lain yang sering menyertai antara lain:
-
Sesak napas
-
Detak jantung tidak teratur
-
Pusing atau merasa melayang
-
Rasa tidak nyaman di lengan, leher, rahang, bahu, atau punggung
-
Keringat dingin dan rasa lelah ekstrem
-
Mual dan muntah
Nyeri akibat serangan jantung bisa memburuk dengan gerakan fisik atau saat bernapas dalam.
🍽️ Ciri Nyeri Dada karena GERD (Asam Lambung)
Sementara itu, nyeri dada akibat GERD biasanya terasa seperti sensasi terbakar yang menyakitkan tepat di belakang tulang dada. Lokasinya sering kali di bagian tengah dada, namun bisa menyebar ke atas.
Gejala tambahan meliputi:
-
Rasa asam atau pahit di mulut
-
Sulit menelan
-
Perut kembung, sering bersendawa, atau cegukan
-
Bau mulut dan sakit tenggorokan
-
Suara serak dan mual
Nyeri GERD biasanya tidak memburuk saat beraktivitas fisik, berbeda dengan nyeri serangan jantung.
⚠️ Pentingnya Pemeriksaan Medis
Meskipun ada perbedaan gejala, diagnosis pasti tetap harus melalui pemeriksaan medis. Pasalnya, gejala serangan jantung bisa berbeda pada setiap individu—ada yang muncul perlahan, ada pula yang tiba-tiba dan tanpa nyeri dada sama sekali.
Jika kamu mengalami nyeri dada yang tidak biasa, terutama jika disertai sesak napas atau pusing, sebaiknya segera cari pertolongan medis. Lebih baik mencegah daripada terlambat.