Sidoarjo — Suasana di depan gerbang PT Borwita Citra Prima, yang terletak di Jalan Raya Taman, Sidoarjo, memanas, Jumat(22/08/2025) pagi. Ratusan massa buruh dari Forum Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) menggelar aksi unjuk rasa solidaritas untuk menuntut hak-hak rekan-rekan mereka yang dinilai belum dipenuhi oleh perusahaan.
Kericuhan terjadi ketika peserta aksi mencoba memblokade jalan utama yang menghubungkan antar kota menuju Surabaya. Aparat kepolisian yang berjaga sejak pagi melarang aksi blokade tersebut, dengan alasan menjaga ketertiban lalu lintas. Larangan itu memicu aksi saling dorong antara buruh dan polisi, sehingga situasi sempat memanas dan tak terkendali.
Akhirnya suasana bisa diredam, truk dan kendaraan mereka diparkir tepat di depan gerbang perusahaan, dan memakan separuh badan jalan. Tak ayal, aksi inipun membikin kemacetan jalan nasional arah Surabaya hingga petang.
“Kami hanya ingin menyuarakan keadilan, tapi malah dihalangi. Padahal kami datang secara damai,” ujar salah satu buruh yang ikut aksi dan meminta namanya tidak dipublikasikan demi alasan keamanan.
FSPMI menyatakan bahwa aksi ini merupakan bentuk solidaritas untuk para karyawan PT Borwita Citra Prima yang merasa dirugikan oleh kebijakan perusahaan, khususnya dalam hal pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) yang dianggap tidak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Tak hanya itu, buruh juga menuntut pembayaran upah atas kelebihan jam kerja atau lembur yang selama ini belum dibayarkan secara transparan.
“Kami bekerja melebihi jam kerja normal, tapi hak kami tidak pernah dibayar penuh. Ini sudah berlangsung lama,” kata buruh lainnya yang juga enggan disebutkan identitasnya.
Aksi protes ini sempat mengganggu aktivitas lalu lintas di sekitar lokasi, meski aparat kepolisian dan keamanan perusahaan berusaha mengatur arus lalu lintas.
Negosiasi antara perwakilan FSPMI, manajemen PT Borwita Citra Prima dan PT Mitra Rajawali Perkasa sebagai pihak ketiga yang menangani urusan hubungan ketenagakerjaan berlangsung di Polresta Sidoarjo.
“Kami ingin ada itikad baik dari perusahaan maupun pihak outsorching, jangan selalu menyembunyikan masalah dan menghindar dari tanggung jawab. Buruh juga manusia, punya keluarga yang harus dinafkahi,” ujar seorang buruh perempuan di lokasi.
Menurut keterangan dari perwakilan FSPMI, tuntutan ini telah disampaikan berulang kali melalui jalur internal, namun tidak mendapatkan respons memadai. Aksi turun ke jalan menjadi opsi terakhir setelah mediasi sebelumnya dinilai gagal.
Sekitar pukul 17.30 WIB, massa buruh yang bertahan didepan PT Borwita Citra Prima, mendapat kabar dari perwakilan FSPMI yang bernegosiasi di Polresta Sidoarjo, bahwa Kapolres Sidoarjo Kombes Pol Christian Tobing, berjanji akan menindak anggota Kepolisian yang terbukti bertindak representatif hingga menimbulkan aksi saling dorong.
Menurut perwakilan dari FSPMI yang diwawancarai awak media I-Todays, ada progres yang baik terkait permasalahan utama tuntutan karyawan yang belum dipenuhi, setelah dijembatani oleh Kapolresta Sidoarjo.
“Tunturan kami ketika negosiasi di Polresta Sidoarjo ada dua, yang pertama terkait tindakan representatif aparat yang melakukan pemukulan terhadap anggota serikat buruh. Yang kedua terkait persoalan kawan-kawan kita, masalah kekurangan upah dan kawan-kawan yang outsorching, tadi sudah dijembatani oleh Kapolresta Sidoarjo dan Alhamdulillah ada progres, dan kedepan semoga ada hasil yang baik,”ungkap Andik perwakilan dari FSPMI.
Namun, FSPMI menyatakan akan melanjutkan aksi secara berkala jika tidak ada tanggapan serius dari pihak perusahaan.
Massa perlahan membubarkan diri sekitar pukul 17.30 WIB, namun pengawalan dari aparat keamanan tetap dilakukan untuk menghindari potensi bentrokan lanjutan. (rif)