Sidoarjo – Kepolisian Resor Kota (Polresta) Sidoarjo terus memperkuat langkah-langkah antisipatif guna menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, khususnya menghadapi potensi aksi unjuk rasa.
Kesiapan pengamanan secara menyeluruh menjadi prioritas demi memastikan situasi di wilayah hukum Sidoarjo tetap kondusif, aman, dan damai.
Kapolresta Sidoarjo, Kombes Pol Cristian Tobing, menegaskan bahwa strategi pengamanan terus disiapkan dalam setiap kegiatan masyarakat, termasuk potensi penyampaian aspirasi di ruang publik. Hal ini merupakan bentuk tanggung jawab aparat penegak hukum dalam menjaga stabilitas daerah.
“Kami tetap mempersiapkan setiap pelaksanaan giat pengamanan, kemudian tetap melakukan upaya-upaya secara preventif untuk menjaga situasi,” ujar Kapolresta Cristian Tobing usai menghadiri kegiatan doa bersama dengan para pengemudi ojek online di GOR Sidoarjo, Jumat (05/09/2025).
Menurutnya, pendekatan preventif menjadi langkah utama yang dilakukan kepolisian. Aparat tidak hanya bersifat reaktif saat aksi terjadi, namun juga aktif membangun komunikasi dan mitigasi sejak dini agar potensi kerawanan dapat dihindari.
Dalam menjaga situasi tetap damai, Polresta Sidoarjo rutin melakukan komunikasi dan koordinasi dengan berbagai elemen masyarakat. Di antaranya mahasiswa, komunitas, serta tokoh-tokoh lokal yang memiliki peran penting dalam menciptakan suasana harmonis.
“Pertemuan-pertemuan, sosialisasi kepada teman-teman mahasiswa maupun elemen terkait terus kami lakukan. Tujuannya supaya kegiatan unjuk rasa atau penyampaian pendapat bisa terlaksana dengan aman, damai, dan tertib,” imbuh Kapolresta.
Sejumlah organisasi mahasiswa di Sidoarjo, seperti Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), hingga Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), tercatat telah beberapa kali melakukan aksi secara tertib dan kondusif.
Kapolresta menegaskan bahwa kepolisian tidak melarang masyarakat untuk menyuarakan pendapatnya. Namun, setiap penyampaian aspirasi harus tetap dalam koridor hukum dan menjaga ketertiban umum agar tidak menimbulkan keresahan sosial.
“Polisi hadir untuk melindungi dan mengawal demokrasi. Namun tentu saja semua harus berjalan sesuai aturan yang ada, sehingga aspirasi bisa tersampaikan tanpa menimbulkan gangguan keamanan atau ketertiban,” tambahnya.
Polresta Sidoarjo juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga keamanan wilayah. Sinergi antara aparat dan masyarakat dinilai menjadi kunci keberhasilan dalam menciptakan suasana yang aman dan nyaman.
Kombes Pol Cristian Tobing menekankan bahwa demokrasi tidak harus identik dengan kericuhan. Justru, ruang demokrasi yang sehat dapat tercipta melalui komunikasi terbuka, serta pelaksanaan unjuk rasa yang tertib dan bertanggung jawab.
“Komitmen kami adalah menjaga Sidoarjo tetap kondusif. Di sisi lain, kami juga menjamin ruang demokrasi tetap terbuka. Asal semuanya dilakukan dengan aman, damai, dan bertanggung jawab,” tutup Kapolresta Sidoarjo.
Dengan upaya-upaya tersebut, Polresta Sidoarjo berharap masyarakat merasa aman, dan aspirasi tetap bisa disampaikan secara bijak di tengah dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara. (rif)