Sidoarjo – Banjir bandang yang melanda wilayah Denpasar, Bali sejak Selasa (09/09), mulai berdampak pada sektor transportasi bus antar kota antar provinsi (AKAP). Penurunan signifikan jumlah penumpang tujuan Bali-Mataram terlihat di Terminal Purabaya, Bungurasih, Surabaya.
Kondisi ini tampak jelas pada antrean bus jurusan Bali, salah satunya bus milik PO Angkasa Trans Jaya yang selama lebih dari dua jam menunggu di area keberangkatan hanya terisi satu penumpang.
Mas Banyak (45), kru PO Angkasa Trans Jaya mengungkapkan, bahwa sejak banjir bandang menerjang Denpasar, jumlah penumpang mengalami penurunan drastis.
“Biasanya kami bawa 10 sampai 15 penumpang setiap keberangkatan, tapi kemarin hanya separuhnya, bahkan hari ini antri selama 2 jam cuma satu orang,” katanya.
Menurut Mas Banyak, dampak paling terasa bukan hanya dari sisi penumpang, tetapi juga durasi perjalanan yang menjadi jauh lebih panjang.
“Biasanya kami lewat jalur Negara, sekarang harus muter lewat Singaraja, yang harusnya 12 jam perjalanan, sekarang bisa sampai 24 jam,” tambahnya.
Jalur alternatif ini dipilih karena akses utama menuju Denpasar terendam banjir dan tidak memungkinkan untuk dilalui kendaraan besar seperti bus. Akibatnya, operasional perusahaan dan kru bus turut terkena imbas.
Umar (30), kru PO Bali Perdana juga menyampaikan keluhan serupa. Ia mengatakan, jalur memutar membuat konsumsi bahan bakar meningkat tajam.
“Kita dikasih jatah BBM Rp 1,3 juta dari kantor. Tapi karena harus muter jauh, kita harus tambah antara Rp 250 ribu sampai Rp 300 ribu,” jelasnya.
Ia menambahkan, kekurangan itu terpaksa ditutup lebih dulu dengan uang setoran. “Kita harus nekor dulu, baru nanti laporan ke PO buat penggantian,” ujar Umar dengan nada lesu.
Di sisi lain, pihak pengelola terminal menyatakan bahwa secara keseluruhan, operasional masih berjalan normal tanpa hambatan berarti. Hal ini disampaikan langsung oleh Reza Noor, Komandan Regu Satuan Pelayanan Terminal Purabaya Bungurasih.
“Untuk rute Bali-Mataram tetap berjalan seperti biasa. Tidak ada penutupan jalur ataupun pembatalan keberangkatan dari terminal,” kata Reza saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (11/09/2025).
Ia juga menjelaskan, setiap hari Terminal Purabaya memberangkatkan sekitar 10 armada bus tujuan Bali dengan total penumpang rata-rata 400 orang. Namun, dengan adanya banjir di Denpasar, memang terjadi sedikit penurunan.
“Kami mencatat adanya penurunan jumlah penumpang, tapi tidak sampai level signifikan secara keseluruhan,” tambah Reza Noor.
Meski demikian, beberapa PO memang mengalami dampak langsung, terutama yang mengandalkan jalur Denpasar sebagai titik akhir utama. Perubahan rute, keterlambatan, serta kenaikan biaya operasional menjadi keluhan utama para kru.
Mas Banyak berharap kondisi ini tidak berlarut-larut,“Kalau berlama-lama begini terus, ya bisa rugi besar. Penumpang turun, BBM naik, perjalanan jadi dua kali lebih lama,” keluhnya.
Umar pun berharap ada solusi dari pihak terkait agar jalur utama bisa segera dibuka kembali,“Minimal ada bantuan atau informasi jalur alternatif yang lebih efisien, jangan sampai semua jadi korban,” pungkasnya. (rif)












