Sidoarjo – Aksi pengeroyokan terhadap seorang pelajar yang viral disosial media resmi dilaporkan ke Kepolisian. Seorang remaja laki-laki berinisial RAH (17), pelajar kelas XI asal Kecamatan Gedangan, menjadi korban penganiayaan oleh sekelompok pemuda tak dikenal pada Senin dini hari (15/09/) sekira pukul 00.20 WIB.
Kejadian bermula saat RAH pulang kerja dari sebuah restoran seafood di kawasan Masjid Al Akbar Surabaya. Sekitar pukul 23.30 WIB, korban mengakhiri jam kerja dan sempat mengantar temannya pulang ke daerah Kelurahan Sepanjang. Setelah itu, ia melanjutkan perjalanan pulang ke rumahnya di Gedangan.
Namun saat melintas di Jalan Raya Ketegan, Kelurahan Ketegan, Kecamatan Taman, korban berhenti di sebuah toko sembako milik warga Madura untuk membeli bensin eceran. Belum sempat mengisi bahan bakar, tiba-tiba datang sekitar lima sepeda motor yang ditumpangi 8-10 orang dan langsung melakukan pengeroyokan.
Tanpa banyak bicara, para pelaku menyerang korban secara brutal. Mereka juga memerintahkan RAH untuk melepas jaket hoodie yang dikenakannya. Jaket tersebut diketahui bergambar salah satu komunitas, yang diduga menjadi alasan pelaku merampasnya setelah menganiaya korban.
Akibat kejadian itu, korban mengalami luka memar pada bagian mata dan pelipis sebelah kanan serta luka sobek. Ia baru melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Taman pada Rabu (17/09), didampingi oleh ibunya, DD (41). Untuk kelengkapan laporan, korban juga telah menjalani visum di rumah sakit.
“Iya benar, kami menerima laporan kasus pengeroyokan tersebut, Rabu (17/09). Korban seorang pelajar dan sudah kami mintai keterangan. Saat ini kasusnya masih dalam tahap penyelidikan,” ujar Panit Reskrim Polsek Taman, Ipda Andri Tri Sasongko, SH, saat dikonfirmasi awak media I-Todays, Jumat (19/09/2025).
Menurut Ipda Andri, pihaknya telah melakukan sejumlah tindakan awal untuk mengusut kasus tersebut. “Kami sudah mendatangi TKP, memeriksa rekaman CCTV, dan meminta keterangan dari saksi-saksi. Identitas para pelaku masih dalam proses penyelidikan lebih lanjut,” jelasnya.
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, aksi kekerasan terhadap pelajar ini menjadi perhatian serius aparat penegak hukum.
“Kami juga mengimbau masyarakat, khususnya pelajar dan remaja, agar lebih berhati-hati saat beraktivitas malam hari. Jangan bepergian sendiri dan hindari mengenakan atribut komunitas tertentu yang bisa memicu konflik,” tambah Ipda Andri.
Ibu korban, DD (41), mengaku sangat terpukul atas peristiwa yang menimpa anaknya. Ia baru mengetahui kejadian itu saat membangunkan RAH untuk berangkat sekolah pada Senin pagi pukul 06.00 WIB.
“Saya lihat wajah anak saya memar, pelipisnya luka. Setelah saya tanya, dia bilang semalam dikeroyok saat mau beli bensin di depan warung Madura, Ketegan,” ujarnya.
Sebagai orang tua, DD mengaku tak bisa tinggal diam dan segera mengambil langkah hukum. “Saya tidak terima anak saya dipukuli seperti itu. Harapan saya, pelaku bisa segera ditangkap dan diproses sesuai hukum. Saya serahkan sepenuhnya ke pihak kepolisian,” tegasnya.
Pihak kepolisian saat ini masih terus mendalami kasus tersebut. Bukti rekaman CCTV dari sekitar lokasi kejadian telah diamankan, dan upaya pelacakan terhadap para pelaku terus dilakukan. Polsek Taman memastikan bahwa kasus ini ditangani dengan serius hingga tuntas. (rif)












