Sidoarjo – Proses evakuasi korban ambruknya gedung tiga lantai Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, mulai dilakukan dengan bantuan alat berat. Sebanyak lima unit crane telah dikerahkan untuk mempercepat pencarian korban yang masih terjebak di bawah reruntuhan, Kamis (02/10/2025).
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno hadir langsung di Posko SAR Gabungan untuk menyampaikan perkembangan terkini. Ia menegaskan, keputusan penggunaan alat berat ini tidak dilakukan secara tiba-tiba, melainkan melalui kajian mendalam dan dialog intensif bersama keluarga korban.
Menurutnya, setiap langkah yang diambil oleh tim SAR Gabungan selalu dipertimbangkan secara matang, terutama menyangkut keselamatan korban yang mungkin masih tertimbun. “Nah, ini tadi barusan kita dipimpin oleh Pak Kepala BNPB berdialog lagi, karena setiap hari terus dilakukan komunikasi dengan keluarga para santri. Apakah sudah saatnya untuk dilakukan mulai evakuasi dengan menggunakan bantuan alat-alat berat,” jelas Pratikno.
Ia menambahkan, sebelum keputusan ini diambil, Basarnas telah melaksanakan asesmen dengan berbagai peralatan untuk mendeteksi kemungkinan adanya tanda-tanda kehidupan di dalam reruntuhan. Namun, sejak semalam tidak ditemukan indikasi adanya korban selamat yang masih bertahan.
“Keluarga pun sudah mendapat penjelasan itu, akhirnya mereka menyetujui bahwa evakuasi akan dimulai dengan menggunakan alat berat. Tidak lagi ada tanda-tanda ditemukan kehidupan. Itu sudah dijelaskan kepada keluarga, dan oleh karena itu keluarga juga setuju untuk penggunaan alat berat. Toh penggunaan alat berat pun akan digunakan dengan sangat-sangat hati-hati,” ujarnya.
Tim SAR Gabungan, juga mendatangkan 212 tenaga ahli gabungan dari Basarnas, TNI/POLRI, ahli kontruksi dan berbagai elemen lainnya, untuk memulai evakuasi dengan alat berat. Tim SAR Gabungan juga telah menyiapkan 30 unit ambulance dan 300 kantung jenazah yang telah distandby kan disekitar lokasi.
Pratikno meminta doa dari seluruh masyarakat agar proses evakuasi berjalan lancar serta para korban segera ditemukan. “Mohon doanya ya, semoga para korban masih ditemukan selamat, kita terus berdoa untuk itu. Semoga juga keluarga korban diberi ketabahan, kesabaran, dan keikhlasan menghadapi musibah yang sangat memprihatinkan ini,” katanya.
Diketahui, bangunan yang ambruk pada Senin (29/09/2025) sore itu merupakan gedung asrama putra yang dilengkapi musala di lantai tiga. Saat peristiwa terjadi, ratusan santri tengah melaksanakan ibadah Shalat Ashar berjemaah.
Hingga hari ketiga proses pencarian, Rabu (01/10) malam, Tim SAR Gabungan berhasil mengevakuasi 108 korban. Dari jumlah tersebut, lima orang dilaporkan meninggal dunia, sementara 103 lainnya selamat dengan luka-luka. Meski demikian, diperkirakan masih ada puluhan santri yang tertimbun di balik puing bangunan.
Dengan digunakannya alat berat dalam operasi ini, tim SAR berharap proses pencarian dapat berjalan lebih cepat dan efektif. Namun, kehati-hatian tetap diutamakan agar tidak menambah risiko terhadap korban yang mungkin masih berada di bawah reruntuhan.
Tragedi ini menyisakan duka mendalam bagi dunia pendidikan dan masyarakat luas. Pemerintah pusat bersama daerah memastikan seluruh langkah penanganan dilakukan maksimal, mulai dari evakuasi korban, perawatan medis, hingga dukungan penuh kepada keluarga santri yang terdampak. (rif)












