Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Peristiwa

Amputasi di Bawah Reruntuhan, Kisah Heroik dr. Larona Selamatkan Santri Ponpes Al Khoziny

×

Amputasi di Bawah Reruntuhan, Kisah Heroik dr. Larona Selamatkan Santri Ponpes Al Khoziny

Share this article
dr. Larona Hydravianto, Sp. OT (K), Spine, M. Kes, dokter spesialis ortopedi RSUD RT Notopuro Sidoarjo
dr. Larona Hydravianto, Sp. OT (K), Spine, M. Kes, dokter spesialis ortopedi RSUD RT Notopuro Sidoarjo.
Example 468x60

Sidoarjo – Suasana Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, mendadak berubah mencekam saat bangunan musala utama ambruk. Puluhan santri tertimbun, sementara teriakan minta tolong bersahut-sahutan di balik tumpukan beton. Tangis keluarga korban berpadu dengan suara alat berat dan langkah relawan yang berpacu melawan waktu.

Di balik tragedi memilukan itu, terselip kisah heroik yang sulit dilupakan. Seorang dokter ortopedi harus melakukan amputasi di bawah reruntuhan demi menyelamatkan nyawa seorang santri yang tangannya terjepit beton.

Example 300x600

Adalah dr. Larona Hydravianto, Sp. OT (K), Spine, M. Kes, dokter spesialis ortopedi RSUD RT Notopuro Sidoarjo, yang mengambil keputusan berani malam itu. Ia mendapat kabar dari direktur rumah sakit bahwa ada satu korban masih hidup, namun kondisinya semakin kritis karena tangannya tergencet beton besar.

“Ketika saya masuk, aksesnya sangat sempit, hanya sekitar 40–50 sentimeter. Saya harus merangkak sejauh 10 meter. Di dalam, ada dua korban. Satu sudah meninggal, satu lagi masih hidup. Namanya Nur Rahmat,” kenang dr. Larona kepada awak media di depan RSUD RT Notupuro, Rabu (01/10).

Nur Rahmat ditemukan dalam keadaan lemah. Matanya terbuka, napas tersengal, namun ia tak mampu berbicara. Nadinya masih berdetak, menandakan ada harapan. Sayangnya, lengan kirinya terjepit di persendian siku oleh beton besar, mustahil dilepaskan tanpa tindakan medis ekstrem.

Dalam kondisi terdesak itu, keputusan sulit harus segera diambil. “Saya melihat langsung kondisinya, dan hanya ada satu jalan, yaitu amputasi. Itu satu-satunya cara untuk menyelamatkan hidupnya,” ujar dr. Larona.

Namun amputasi darurat di lokasi bencana bukanlah perkara mudah. Ia kembali keluar meminta bantuan tim anestesi, sebab risiko pasien mengalami shock dan rasa sakit yang luar biasa sangat tinggi. Beberapa menit kemudian, datanglah dr. Farouk (anestesi) dan dr. Aron (ortopedi), membawa perlengkapan medis darurat.

Dengan penerangan seadanya, mereka bertiga masuk kembali ke lokasi sempit. Ruangan hanya diterangi lampu senter, posisi tiarap, dan ruang gerak terbatas. Pisau bedah, tourniquet, dan cairan infus disiapkan. Operasi darurat pun dimulai di tengah suasana yang tegang.

“Proses amputasi memakan waktu sekitar 20 menit. Kami memotong sedikit demi sedikit sambil menarik tubuh pasien perlahan keluar. Itu semua dilakukan dalam posisi merangkak dan sangat terbatas,” jelas dr. Larona.

Setelah perjuangan melelahkan, akhirnya Nur Rahmat berhasil dilepaskan dari jeratan beton. Di luar, tim medis segera memberikan oksigen, cairan infus, serta tindakan stabilisasi sebelum dibawa ke RSUD RT Notopuro.

Malam itu juga, pasien langsung menjalani operasi lanjutan untuk membersihkan luka dan merapikan bekas amputasi. Kondisinya berangsur membaik hingga akhirnya sadar kembali. Nur Rahmat kini dirawat intensif dan dalam kondisi stabil.

Bagi dr. Larona, peristiwa tersebut akan selalu membekas sepanjang hidupnya. Bukan hanya karena amputasi dilakukan di bawah reruntuhan, melainkan juga karena ia harus mengambil keputusan hidup dan mati dalam waktu singkat.

“Kami melakukan semua itu demi menyelamatkan satu nyawa. Situasinya tidak mudah, tapi nyawa pasien jauh lebih berharga daripada rasa takut atau lelah,” tutur dr. Larona dengan nada haru.

Kisah ini menjadi potret nyata kepahlawanan tenaga medis, yang tak hanya bekerja di ruang operasi rumah sakit, tetapi juga rela menembus ruang sempit penuh risiko, demi memastikan satu nyawa bisa kembali bernapas. (rif)

Example 300250
Example 120x600
error: Nice Try :)