Surabaya – Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Jawa Timur mengeluarkan larangan bagi masyarakat untuk bekerja sebagai pekerja migran di Kamboja. Langkah ini diambil setelah meningkatnya kasus penempatan pekerja di perusahaan judi online, scam online, hingga tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di negara tersebut.
“Negara sudah melarang pekerja migran kita untuk ke negara Kamboja karena memang selain pekerjaan yang tersedia sudah dilarang di Indonesia seperti judi online dan scam,” ungkap Kepala BP3MI Jawa Timur, Gimbar Ombai Helawarnana, Kamis (15/5/2025).
Namun, Gimbar mengungkapkan banyak pekerja migran yang tetap nekat berangkat ke Kamboja melalui jalur ilegal. Ia menjelaskan bahwa kemudahan perjalanan antar-negara ASEAN tanpa visa menjadi celah bagi para pekerja migran untuk menyelinap masuk.
“Karena dilarang, mereka memilih menuju negara lainnya seperti Singapura, Malaysia, bahkan negara ASEAN lainnya, baru kemudian menuju Kamboja,” paparnya.
Lebih lanjut, Gimbar menyoroti praktik agen penyalur pekerja migran ilegal yang menyasar wilayah Jawa Timur. Agen-agen tersebut menawarkan pekerjaan dengan janji gaji tinggi, namun pekerja justru ditempatkan di sektor ilegal seperti judi online atau menjadi korban perdagangan orang.
“Awalnya mereka dijanjikan bekerja di restoran, tetapi restoran itu ternyata bagian dari jaringan mafia yang memiliki usaha ilegal lain seperti judi, klub malam, hingga scam,” jelas Gimbar.
BP3MI Jatim bekerja sama dengan Kedutaan Besar Indonesia di Kamboja untuk memantau para pekerja migran ilegal. Namun, menurut Gimbar, pengawasan menjadi sulit karena para pekerja ini ditempatkan di kawasan mafia yang tertutup.
“Kami akan terus memperketat pengawasan dan sosialisasi agar masyarakat tidak tergiur janji-janji pekerjaan dengan gaji tinggi yang berujung pada tindak pidana perdagangan orang,” tegasnya.
