Berau – Perum Bulog Cabang Berau terus memperkuat perannya dalam menyerap hasil panen petani lokal. Tak hanya fokus pada gabah, tahun ini Bulog juga mulai menyasar penyerapan jagung pipil kering dari para petani di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
Langkah strategis ini menyasar wilayah sentra produksi seperti Kecamatan Talisayan, yang dikenal sebagai salah satu lumbung jagung di daerah pesisir utara Berau.
Kepala Bulog Berau, Lucky Ali Akbar, mengatakan bahwa penyerapan dua komoditas utama tersebut merupakan bagian dari program nasional yang bertujuan menjaga stabilitas harga sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.
“Pemerintah telah menetapkan harga acuan gabah sebesar Rp 6.500 per kilogram dan jagung pipil kering Rp 5.500 per kilogram. Ini berlaku secara nasional dan tidak hanya untuk Bulog, tetapi juga bagi pelaku usaha swasta,” jelas Lucky pada Kamis (24/4/2025).
Menurutnya, harga tersebut jauh lebih baik dibandingkan harga pasaran lokal sebelumnya yang kerap berada di bawah Rp 5.000 per kilogram, khususnya di wilayah Talisayan.
“Harga jagung di sana biasanya sekitar Rp 4.700 – Rp 4.800 per kg. Jadi dengan harga Rp 5.500, itu bisa jadi pemicu semangat petani untuk kembali menggenjot produksi,” ujarnya.
Lucky juga menambahkan, agar proses penyerapan berjalan maksimal, Bulog Berau membuka peluang kerja sama dengan berbagai pihak, baik dari sektor BUMK maupun swasta.
Namun demikian, ia menilai tantangan utama masih terletak pada minimnya infrastruktur pascapanen, khususnya dalam penanganan gabah dan beras.
“Produksi kita sebetulnya sangat potensial. Tapi kalau infrastruktur pascapanen tidak memadai, banyak hasil panen yang bisa terbuang. Ini yang perlu kita benahi bersama,” tegasnya.
Bulog berharap, selain membantu menjaga ketahanan pangan, kebijakan ini bisa benar-benar dirasakan manfaat ekonominya oleh petani lokal. Upaya peningkatan kesejahteraan petani dinilai menjadi bagian penting dari pembangunan daerah yang berkelanjutan.