Jakarta – Sebuah tonggak baru tercatat dalam dunia medis. International Diabetes Federation (IDF) secara resmi mengakui diabetes tipe 5 sebagai kategori baru dalam klasifikasi penyakit diabetes, dalam konferensi internasional World Diabetes Congress yang digelar April 2025 di Bangkok, Thailand.
Jenis diabetes ini disebut sebagai diabetes terkait malnutrisi atau malnutrition-related diabetes, dan dinilai memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari tipe-tipe yang sudah dikenal sebelumnya. Berdasarkan pernyataan IDF, diabetes tipe 5 terutama ditemukan pada remaja dan dewasa muda dengan tubuh kurus dan riwayat kekurangan gizi jangka panjang, khususnya di wilayah Asia dan Afrika.
“Pengakuan terhadap tipe 5 memperluas pemahaman kita bahwa diabetes bukanlah satu penyakit tunggal, melainkan spektrum kondisi metabolik dengan akar penyebab yang beragam,” kata juru bicara IDF dalam sesi pleno.
Memperluas Spektrum Diabetes
Dengan tambahan ini, komunitas medis kini mengenal lebih banyak variasi diabetes berdasarkan mekanisme biologis maupun faktor genetik. Berikut ringkasan pengelompokan tipe-tipe diabetes:
-
Tipe 1: Autoimun, sering menyerang anak dan remaja, membutuhkan insulin seumur hidup.
-
Tipe 2: Berkaitan dengan obesitas dan gaya hidup, paling umum di dunia.
-
Tipe 3c: Disebabkan kerusakan pankreas karena penyakit lain seperti kanker atau pankreatitis.
-
Tipe 5: Berkaitan dengan malnutrisi, penderita umumnya kekurangan insulin tanpa resistensi insulin.
Selain itu, ada juga jenis-jenis diabetes yang dipicu faktor genetik, seperti MODY dan neonatal diabetes, serta kondisi sekunder seperti diabetes gestasional, LADA, dan diabetes akibat penggunaan steroid.
Menuju Penanganan yang Lebih Personal
Dengan pengakuan terhadap tipe baru ini, para ahli menekankan pentingnya pendekatan yang lebih personal dalam menangani pasien diabetes. “Diagnosis yang akurat menjadi kunci untuk menentukan terapi yang tepat, karena tidak semua pasien membutuhkan insulin atau intervensi gaya hidup yang sama,” ujar Dr. Nina Rahma, spesialis endokrin dari RSUP Persahabatan.
Langkah IDF ini juga membuka jalan bagi penyusunan pedoman baru pengelolaan diabetes di negara berkembang, di mana malnutrisi masih menjadi tantangan serius.