Sidoarjo – Operasi pencarian dan pertolongan (SAR) korban ambruknya salah satu gedung Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, resmi memasuki tahap evakuasi jenazah. Keputusan itu diambil setelah sejak Rabu malam (01/10) tidak lagi terdeteksi tanda-tanda kehidupan dari reruntuhan bangunan.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menegaskan, Kamis (02/10/2025) pagi, penggunaan alat berat mulai dioperasikan untuk mempercepat proses evakuasi.
“Sudah tidak ada tanda-tanda kehidupan. Tim SAR gabungan memutuskan untuk masuk ke tahap selanjutnya, yaitu mengevakuasi korban yang sudah meninggal menggunakan alat-alat berat,” ujarnya dalam rilis resmi.
Suharyanto menjelaskan, asesmen lapangan hingga Rabu malam memastikan kemungkinan korban selamat sangat kecil. Hasil evaluasi itu kemudian disampaikan kepada keluarga korban.
“Keluarga korban sudah sepakat dan meminta kami melanjutkan operasi SAR menggunakan alat berat. Mereka sudah menandatangani berita acara,” tegasnya.
Sebelumnya, pada Rabu (01/10), tim SAR berhasil mengevakuasi tujuh korban dari reruntuhan. Dari jumlah tersebut, lima orang berhasil diselamatkan, sementara dua lainnya ditemukan meninggal dunia. Proses saat itu masih dilakukan secara manual, tanpa alat berat, untuk meminimalkan risiko bagi korban yang masih hidup maupun bagi tim penyelamat.
Data terkini per Kamis (02/10/2025) pukul 16.30 WIB mencatat total 108 orang telah dievakuasi dari lokasi musibah. Rinciannya :
30 orang masih menjalani perawatan di rumah sakit
73 sudah diperbolehkan pulang
5 orang dinyatakan meninggal dunia
58 orang lainnya masih dalam pencarian.
Suharyanto juga mengingatkan bahwa proses evakuasi jenazah tetap mengedepankan kehati-hatian.
“Meskipun sudah menggunakan alat berat, kami tetap mengedepankan prosedur standar agar setiap korban dapat dievakuasi secara bermartabat dan aman,” katanya.
Hingga Kamis malam, ratusan personel SAR gabungan dari berbagai unsur masih dikerahkan. Posko utama di sekitar lokasi ambruknya bangunan juga tetap ramai oleh keluarga korban yang menunggu kabar terbaru dari proses evakuasi. (rif)
