Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mengingatkan pemerintah untuk mewaspadai lonjakan harga bawang merah yang saat ini masuk dalam kategori stabil tinggi di hampir seluruh wilayah Indonesia. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyebut, harga komoditas ini terus merangkak naik dan memerlukan perhatian serius dari pemangku kebijakan.
Dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi 2025 yang disiarkan melalui kanal YouTube Kemendagri pada Senin (21/4/2025), Amalia mengungkapkan bahwa bawang merah tidak hanya mencatat Indeks Perkembangan Harga (IPH) yang tinggi, tetapi juga telah melampaui harga acuan penjualan nasional.
“Bawang merah ini perlu kita perhatikan, karena selain IPH-nya tinggi, rata-rata level harganya juga sudah sangat tinggi,” ujar Amalia.
Berdasarkan data BPS, rata-rata harga bawang merah secara nasional pada minggu ketiga April 2025 telah mencapai Rp46.089 per kilogram, jauh di atas harga acuan pemerintah sebesar Rp36.500–Rp41.500 per kilogram. Kenaikan harga ini terjadi di 294 kabupaten/kota, atau sekitar 81,67 persen wilayah di Indonesia.
Bahkan, di beberapa daerah, harga bawang merah tembus hingga Rp100.000 per kilogram—lebih dari dua kali lipat harga acuan. Sementara itu, harga terendah tercatat sebesar Rp19.792 per kilogram. Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, harga bawang merah naik 9,18 persen dari Maret 2025.
Selain bawang merah, BPS juga mencatat sejumlah komoditas pangan lain dengan harga tinggi namun IPH rendah, seperti bawang putih, cabai merah, cabai rawit, minyak goreng, beras di zona III, dan gula pasir. Menurut Amalia, meskipun IPH komoditas tersebut rendah, bukan berarti kondisinya aman.
“Kadang kita luput memantau karena IPH-nya rendah, padahal masyarakat tetap membayar dengan harga tinggi. Ini menunjukkan bahwa harga komoditas tersebut sudah stabil tinggi dan perlu tetap diawasi,” jelasnya.
Lonjakan harga bawang merah dan beberapa komoditas pangan lain dikhawatirkan akan berdampak pada daya beli masyarakat serta inflasi di sektor pangan. Pemerintah daerah dan pusat pun diharapkan segera mengambil langkah strategis untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga, terutama menjelang masa-masa penting seperti Lebaran dan tahun ajaran baru.