Sidoarjo – Proses pencarian dan evakuasi korban ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo, masih terus berlangsung hingga Selasa (30/9/2025) siang. Memasuki hari kedua, tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi 11 korban dari reruntuhan.
Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit, menyebutkan bahwa hingga saat ini jumlah keseluruhan korban yang sudah dievakuasi mencapai 102 orang. Dari jumlah tersebut, 91 orang selamat dan masih menjalani perawatan di rumah sakit, sementara 10 orang lainnya sudah dipulangkan ke keluarga.
“Hari ini ada 11 yang terevakuasi dari reruntuhan bangunan,” ujar Nanang Sigit di lokasi kejadian, Selasa (30/9/2025).
Meski demikian, tim SAR masih berusaha keras menembus titik-titik yang sulit dijangkau. Diperkirakan ada 38 orang yang masih terjebak di bawah reruntuhan. “Secara keseluruhan kami tidak bisa memastikan. Dari ponpes ada 140 orang, ada sekitar 38 yang belum dievakuasi. Tapi jumlah pastinya masih menunggu hasil pendataan,” tambah Nanang.
Terkait data korban meninggal dunia, Nanang menegaskan bahwa pihaknya baru bisa mengonfirmasi satu orang. Namun, laporan rumah sakit menyebutkan total korban meninggal sudah mencapai tiga orang. “Satu yang terkonfirmasi dari kami. Untuk dua korban yang meninggal dunia di RS, saat dievakuasi masih dalam kondisi hidup,” jelasnya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga merilis data terbaru hingga Selasa (30/9) pukul 09.00 WIB. Tercatat sebanyak 102 korban telah dievakuasi, dengan rincian 91 korban selamat melakukan evakuasi mandiri dan 11 dievakuasi tim gabungan. Dari 11 korban yang dievakuasi tim SAR, satu ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Sementara itu, 77 korban luka-luka telah dibawa ke sejumlah rumah sakit. Sebanyak 34 korban dirawat di RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo, 38 korban di RS Siti Hajar, dan 4 korban di RS Delta Surya. Satu korban meninggal dunia telah teridentifikasi. Pencarian 38 orang lainnya yang diduga masih terjebak dalam reruntuhan terus dilakukan.
Operasi pencarian ini melibatkan gabungan tim dari BASARNAS, BPBD Jawa Timur, Forkopimda Sidoarjo, BPBD dari sejumlah daerah, Pemadam kebakaran serta unsur relawan. Fokus utama mereka adalah membuat jalur evakuasi, memantau sisa struktur bangunan, serta memastikan keselamatan tim saat bekerja di lokasi.
BNPB mengingatkan bahwa insiden ini termasuk kategori bencana kegagalan teknologi. Karena itu, pengelola bangunan bertingkat diimbau untuk memperhatikan standar keselamatan konstruksi agar peristiwa serupa tidak terulang di kemudian hari.
Data terkini menyebutkan ada tiga santri yang meninggal dunia akibat musibah ini. Dua di antaranya adalah Mochammad Mashudulhaq (14), asal Dukuh Pakis Surabaya, serta Muhammad Soleh (22), asal Bangka Belitung. Keduanya sempat menjalani perawatan intensif di RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo, namun nyawa mereka tidak tertolong.
“Upaya kami masih fokus pada pencarian 38 korban yang belum ditemukan. Kami terus berkoordinasi dengan seluruh unsur terkait agar proses evakuasi bisa berjalan cepat dan aman. Mohon doa dari masyarakat agar semua korban segera bisa ditemukan,” pungkas Nanang Sigit.












