Jakarta – Pemerintah Indonesia menjadi salah satu negara pertama yang mendapat undangan untuk memulai negosiasi terkait kebijakan tarif resiprokal yang diinisiasi oleh mantan Presiden AS, Donald Trump. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam kunjungannya ke Washington DC.
Dalam pertemuan yang digelar di ibu kota Amerika Serikat tersebut, delegasi Indonesia membawa sejumlah proposal non-paper yang mencakup berbagai topik strategis. Mulai dari kebijakan tarif dan investasi, hingga hambatan non-tarif (Non-Tariff Measures/NTMs) serta kerja sama di sektor keuangan.
“Ini adalah kesempatan yang sangat penting karena Indonesia termasuk yang pertama diundang untuk membahas kebijakan tarif baru Trump. Kami membawa berbagai proposal untuk mendorong kerja sama perdagangan yang lebih adil dan saling menguntungkan,” ujar Airlangga.
Salah satu pendekatan yang diajukan Indonesia adalah dengan mengurangi ketimpangan neraca dagang dengan Amerika Serikat. Pemerintah berencana membeli berbagai komoditas dari AS dengan nilai total mencapai US$ 18-19 miliar sebagai bentuk relaksasi ekspor-impor.
Selain itu, Airlangga mengungkapkan bahwa pertemuan tersebut juga membahas potensi investasi dua arah, termasuk kemungkinan ekspansi perusahaan AS ke Indonesia, serta dukungan bagi pelaku industri nasional agar lebih siap dalam menghadapi tantangan global.
Airlangga juga menyinggung agenda domestik yang saat ini tengah difokuskan oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, salah satunya pembentukan satuan tugas (satgas) pemutusan hubungan kerja (PHK) dan perluasan lapangan kerja. Satgas ini, bersama dengan tim deregulasi, diharapkan dapat mempercepat implementasi reformasi struktural dalam waktu dekat.
“Kami sedang mengidentifikasi peluang-peluang cepat atau low-hanging fruits dalam bentuk paket-paket kebijakan yang bisa segera diluncurkan,” tuturnya.
Pertemuan ini menandai langkah awal dalam memperkuat hubungan ekonomi bilateral Indonesia-AS di tengah dinamika kebijakan perdagangan global yang terus berubah.