Jakarta — Mulai tahun ajaran 2025, jalur prestasi dalam proses penerimaan siswa baru (SPMB) tidak lagi memakai nilai rapor sebagai acuan seleksi. Kebijakan baru ini diumumkan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, sebagai langkah untuk menjaga validitas penilaian calon siswa.
Mu’ti mengungkapkan bahwa keputusan ini diambil karena banyaknya temuan nilai rapor yang tidak mencerminkan kemampuan siswa secara objektif. “Banyak guru, karena kebaikan hati, sering memberikan nilai lebih tinggi dari yang seharusnya,” jelas Mu’ti.
Sebagai pengganti, jalur prestasi kini akan mengandalkan Tes Kemampuan Akademik (TKA) — sebuah tes yang dirancang untuk mengukur kemampuan siswa secara lebih transparan dan adil. TKA ini tidak bersifat wajib, namun menjadi syarat utama bagi siswa yang ingin bersaing di jalur prestasi.
“Kalau siswa merasa stres, tidak perlu ikut TKA. Tapi bagi yang ingin melanjutkan ke jenjang lebih tinggi dengan peluang lebih besar, disarankan ikut,” tambahnya.
Selain sebagai alat seleksi di jalur prestasi SPMB tingkat SMP dan SMA, nilai TKA ini juga akan digunakan untuk mendukung proses Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) dalam penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi, termasuk untuk mendaftar ke kampus internasional.
Dengan kebijakan ini, pemerintah berharap proses seleksi masuk sekolah dan perguruan tinggi bisa berjalan lebih objektif dan mendorong siswa mengembangkan kemampuan akademik secara optimal.
