Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Peristiwa

Keluarga Korban Sempat Emosi di Posko Gabungan Evakuasi Ponpes Al Khoziny

×

Keluarga Korban Sempat Emosi di Posko Gabungan Evakuasi Ponpes Al Khoziny

Share this article
20251002 114828
Example 468x60

Sidoarjo – Suasana tegang sempat terjadi di Pos Gabungan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Kamis (02/10/2025) malam. Sejumlah keluarga korban yang masih menunggu kabar santri terjebak reruntuhan musala tiga lantai berusaha untuk ikut membantu proses evakuasi.

Ketegangan itu berlangsung sekitar pukul 18.00 WIB. Pantauan di lokasi, puluhan keluarga korban mendatangi posko utama untuk menanyakan perkembangan evakuasi kepada petugas SAR. Emosi memuncak setelah mereka menilai proses evakuasi berjalan lambat.

Example 300x600

Petugas sempat mengimbau agar keluarga tidak mendekati lokasi reruntuhan, karena dinilai membahayakan. Namun, sebagian dari mereka tetap bersikeras ingin turun tangan secara langsung untuk membantu pencarian korban.

“Menurut saya lambat. Kalau gak gitu kami saja semua yang turun untuk bantu,” kata salah satu keluarga korban yang enggan disebutkan namanya. Ia menyebut hingga malam hari belum ada satupun korban yang berhasil dikeluarkan sejak alat berat dikerahkan sore tadi.

Sementara itu, seorang pria yang sudah empat hari menunggu kabar adiknya juga tidak bisa menyembunyikan emosinya. Ia mengaku sangat berharap alat berat yang dikerahkan dapat segera mengevakuasi korban yang masih terjebak.

“Adik saya di dalam sana, kurang empat hari lagi akan selesai (belajar). Kalau bisa tolong bantuannya, sekiranya malam ini bisa keluar. Saya gak bisa membayangkan bagaimana kondisinya di dalam,” ucapnya dengan nada penuh harap.

Ketegangan akhirnya bisa diredakan setelah Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit, bersama jajaran TNI-Polri turun langsung menemui keluarga korban. Ia memberikan penjelasan mengenai kondisi bangunan yang masih rawan ambruk dan menegaskan bahwa evakuasi tetap dilakukan dengan penuh kehati-hatian.

Setelah mendengarkan penjelasan, keluarga korban mulai mereda dan menyampaikan permintaan maaf. Mereka mengaku emosional karena sudah terlalu lama menunggu kabar dan berharap proses evakuasi bisa segera membuahkan hasil.

Sementara itu, Emi Freezer, Kasubdit Pengerahan dan Pengendalian Operasi Basarnas, menyatakan bahwa operasi penyelamatan pada malam ini fokus untuk mengangkat puing bangunan. Ia menegaskan, proses evakuasi tidak berhenti, namun keselamatan petugas juga harus menjadi prioritas.

“Kita berhati-hati jangan sampai pada saat proses pemindahan puing justru memicu pergeseran dari pola runtuh. Artinya kuncian dari keruntuhan ini bisa bergeser,” kata Freezer. Ia menambahkan, pencarian di malam hari memiliki risiko tinggi karena minim penerangan dan potensi runtuhan susulan. “Kita tidak ingin terjadi secondary collapse atau runtuhan tambahan, karena struktur bangunan ini memang tidak beraturan,” tegasnya. (rif)

Example 300250
Example 120x600
error: Nice Try :)