Sidoarjo – Upaya tanpa lelah tim SAR gabungan di reruntuhan bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Kecamatan Buduran, Sidoarjo, terus membuahkan hasil. Hingga Senin (06/10/2025) siang, satu jenazah kembali ditemukan, menambah total korban meninggal dunia menjadi 54 orang. Penemuan ini menjadi bukti bahwa proses pencarian masih berlangsung intensif meski telah memasuki hari kedelapan sejak insiden tragis itu terjadi.
Kasubdit Pengerahan dan Pengendalian Operasi Basarnas, Emi Freezer, mengatakan bahwa proses pencarian berjalan sangat hati-hati karena kondisi reruntuhan yang kompleks dan penuh risiko. Menurutnya, tim di lapangan harus memastikan setiap langkah evakuasi dilakukan dengan presisi tinggi agar tidak menimbulkan bahaya tambahan bagi petugas maupun korban yang mungkin masih tertimbun.
“Kami harus bekerja ekstra hati-hati karena banyak korban tertimbun material berat di bawah reruntuhan bangunan. Setiap puing kami angkat satu per satu, memotong rangka baja dengan hati-hati sebelum bisa mengevakuasi korban,” ujar Emi Freezer, Senin (06/10/2025).
Ia menambahkan, prioritas utama Basarnas dan seluruh unsur yang terlibat adalah memastikan tidak ada satu pun korban yang tertinggal di bawah reruntuhan. Seluruh potensi SAR, baik dari pusat maupun daerah, telah dikerahkan semaksimal mungkin untuk mempercepat proses pencarian.
Hingga siang ini, total korban musibah ambruknya musala Ponpes Al-Khoziny tercatat 158 orang, terdiri atas 104 orang selamat, 54 meninggal dunia, dan lima lainnya ditemukan dalam bentuk bagian tubuh (body part). Data tersebut terus diperbarui seiring dengan perkembangan pencarian di lapangan.
Operasi besar ini melibatkan puluhan unsur SAR dari berbagai daerah, di antaranya Kantor SAR Surabaya, BSG, SAR Semarang, SAR Yogyakarta, BPBD Jawa Timur, BPBD Sidoarjo, TNI-Polri, Damkar, serta sejumlah organisasi relawan seperti Banser, MDMC, SAR Astra, LPBI NU, dan BAZNAS. Hingga berita ini diturunkan, fokus pencarian telah terpusat pada sektor tengah bangunan, yang diyakini masih menyimpan kemungkinan adanya korban lain. (rif)












