Sidoarjo – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Surabaya atau yang lebih dikenal dengan Lapas Porong, terus berupaya meningkatkan derajat kesehatan para warga binaan. Salah satu langkah konkret yang dilakukan yakni melalui kegiatan Active Case Finding (ACF) Tuberkulosis (TBC) dengan metode Chest X-Ray (CXR) atau rontgen dada.
Kegiatan yang berlangsung sejak awal pekan ini diikuti oleh 1.165 warga binaan, dan masih akan berlanjut dengan tambahan 187 peserta pada Jumat (10/10/2025) mendatang. Pemeriksaan dilakukan oleh tim medis bekerja sama dengan petugas kesehatan dari instansi terkait.
Kepala Lapas (Kalapas) Kelas I Surabaya, Sohibur Rachman, menjelaskan bahwa kegiatan ACF TBC merupakan bagian dari program nasional yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia, termasuk di bawah koordinasi Kantor Wilayah Kemenkumham Jawa Timur.
“Lingkungan hunian di lapas memiliki potensi tinggi terhadap penularan penyakit menular seperti TBC. Karena itu, pemeriksaan secara massal ini penting dilakukan untuk mendeteksi sejak dini dan memberikan pengobatan yang tepat bagi mereka yang berisiko,” jelas Sohibur, Kamis (09/10/2025).
Ia menuturkan, kegiatan ini menjadi bentuk nyata dari komitmen Lapas Porong dalam menjaga hak kesehatan seluruh warga binaan, sejalan dengan misi Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) untuk mewujudkan sistem pemasyarakatan yang lebih manusiawi dan sehat.
Selama empat hari pelaksanaan, proses skrining dilakukan dengan prosedur ketat dan terstruktur. Mulai dari pendaftaran peserta, pemeriksaan gejala awal, pemeriksaan CXR, evaluasi hasil oleh tim medis, hingga pengumpulan dan penginputan data ke dalam Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB) milik Kementerian Kesehatan.
Hasil pemeriksaan saat ini masih direkap oleh tim medis. Jika ditemukan warga binaan yang terindikasi positif TBC atau berisiko tinggi, maka mereka akan segera diarahkan menjalani Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) sesuai dengan pedoman dari Kementerian Kesehatan.
Sohibur berharap, pelaksanaan skrining ini dapat menjadi momentum penting dalam memperkuat upaya pencegahan penyakit di lingkungan lapas. “Kami ingin memastikan setiap warga binaan memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan layanan kesehatan yang memadai. Dengan pemeriksaan rutin seperti ini, kami optimistis bisa menekan angka penularan penyakit menular di dalam lapas,” ujarnya.
“Selain menjadi bagian dari program nasional eliminasi TBC tahun 2030, kegiatan ini juga mempertegas komitmen kami untuk menjadikan Lapas Porong sebagai lingkungan pemasyarakatan yang sehat, bersih, dan manusiawi,” tutup Kalapas Kelas I Surabaya, Sohibur Rachman.
Program ACF TBC ini merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Kesehatan RI dan Kementerian Hukum dan HAM RI, yang menargetkan seluruh Lapas, Rutan, dan LPKA di Indonesia agar bebas dari penyakit TBC melalui deteksi dini dan penanganan cepat. (rif)












