Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Daerah

Musim Layang-Layang, Warga Desa Tawangsari dan Sekitarnya Padati Lahan Kosong Perum Griya Taman Asri untuk Bermain Sore Hari

×

Musim Layang-Layang, Warga Desa Tawangsari dan Sekitarnya Padati Lahan Kosong Perum Griya Taman Asri untuk Bermain Sore Hari

Share this article
Pedagang layang-layang yang mampu meraup omzet ratusan ribu setiap harinya
Pedagang layang-layang yang mampu meraup omzet ratusan ribu setiap harinya
Example 468x60

Sidoarjo – Musim kemarau yang datang membawa angin kencang menjadi momen yang dinantikan banyak warga, terutama pecinta permainan tradisional layang-layang. Di kawasan Perumahan Griya Taman Asri (GTA), Desa Tawangsari, Kecamatan Taman, Sidoarjo, ratusan warga memanfaatkan lahan kosong sebagai arena bermain layang-layang setiap sore.

Pantauan awak media I-Todays, Selasa (19/082025) sore, pemandangan ramai terlihat sejak pukul 15.00 WIB, ketika warga dari berbagai usia mulai berdatangan membawa layang-layang dengan berbagai bentuk dan warna. Anak-anak, remaja, hingga orang dewasa terlihat antusias menikmati hembusan angin sambil mencoba menerbangkan layang-layang setinggi mungkin.

Example 300x600
Dua remaja ini menghabiskan waktu sore hari dengan bermain layang-layang dilahan kosong Perum GTA Tawangsari
Dua remaja ini menghabiskan waktu sore hari dengan bermain layang-layang dilahan kosong Perum GTA Tawangsari

Suasana menjadi semakin semarak dengan sorak-sorai mereka saat layang-layang berhasil terbang tinggi atau bersaing di udara dan berhasil memenangkan sambitan.

Budi Santoso (25), salah satu warga yang rutin bermain setiap sore, mengatakan bahwa bermain layang-layang menjadi cara yang menyenangkan untuk melepas penat setelah seharian bekerja.

“Selain nostalgia masa kecil, ini juga jadi ajang kumpul bareng tetangga. Anak-anak juga senang karena bisa main di luar,” ujarnya.

Hal senada diungkapkan oleh Leni Rahmawati (29), seorang ibu rumah tangga yang menemani anaknya bermain. “Daripada anak main gadget terus di rumah, saya ajak mereka main layang-layang di sini. Anginnya pas, lahannya luas, jadi aman dan seru,” katanya.

Sementara itu, Reza (14), pelajar kelas VIII salah satu SMP swasta di Taman, yang juga hobi bermain layang-layang, menyebut kegiatan ini jadi hiburan murah meriah.

“Nggak perlu ke mal atau beli yang mahal-mahal, cukup modal layang-layang dan benang udah bisa senang,” tuturnya sambil tersenyum.

Musim layang-layang menjadi momen istimewa yang mempererat hubungan sosial antar warga. Selain menjadi sarana hiburan, kegiatan ini juga menghadirkan suasana sore yang lebih hidup dan penuh kebersamaan di tengah kesibukan sehari-hari.

Dengan memanfaatkan lahan kosong secara positif, warga sekitar Griya Taman Asri menunjukkan bahwa tradisi lama masih bisa menjadi kesenangan masa kini.

Tak luput, musim layang-layang juga menghadirkan rejeki tersendiri bagi pedagang pasar sore yang menempati pinggir jalan Perum GTA Tawangsari, aneka jualan mereka dari kuliner sampai sayur mayur. Paling laris dan ramai pembeli tentu penjual layang-layang dan benang layang-layang tentunya.

Rofik (27), pedagang layang-layang dan benang, layang-layang dagangan-nya dijual dengan bervariasi, ada yang Rp 10 ribu dapat 3 layang-layang dan Rp 5 ribu dapat 2 layang-layang, sementara untuk benang dijual dengan harga mulai dari Rp 20 ribu sampai Rp 80 ribu tergantung ukuran panjang benang.

Dalam 2 jam bisa meraup omzet sampai Rp 300 ribu dihari biasa, dan bisa lebih banyak lagi dihari Sabtu, Minggu atau hari libur,” lumayan mas buat tambahan penghasilan,”ujar pedagang dadakan ini sumringah. (rif)

Example 300250
Example 120x600