Jakarta – Pemerintah Indonesia menyatakan telah siapkan langkah strategis menghadapi kebijakan tarif impor Amerika Serikat yang diberlakukan Presiden Donald Trump. Kebijakan tersebut membuat tarif ekspor Indonesia ke AS melonjak hingga 42%, gabungan dari tarif resiprokal sebesar 32% dan tarif dasar 10%.
Menanggapi kondisi tersebut, Deputi Bidang Diseminasi dan Media Informasi Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Noudhy Valdryno, menyebut bahwa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto sudah menyiapkan serangkaian strategi besar sejak awal masa kepemimpinan.
“Presiden Prabowo telah mengantisipasi potensi gejolak global sejak hari pertama menjabat. Tiga kebijakan besar telah dirancang untuk memastikan Indonesia tetap tumbuh di tengah tekanan ekonomi dunia,” ujar Noudhy dalam keterangan resminya.
Berikut tiga langkah strategis yang disebut menjadi andalan pemerintah:
1. Perluasan Jaringan Dagang Internasional
Indonesia terus memperkuat posisi dalam rantai perdagangan global lewat kerja sama multilateral dan bilateral. Masuknya Indonesia ke dalam kelompok BRICS menjadi salah satu langkah penting untuk memperluas akses pasar. Selain itu, partisipasi aktif dalam berbagai perjanjian seperti RCEP, CP-TPP, hingga IEU-CEPA menjadi fondasi kuat memperkuat ekspor nasional.
Indonesia juga menjalin kerja sama bilateral dengan berbagai negara mitra seperti Jepang, Korea Selatan, UEA, hingga Chile untuk memperluas pasar alternatif di luar Amerika Serikat.
2. Hilirisasi Sumber Daya Alam Dipercepat
Pemerintah memacu program hilirisasi guna mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah. Salah satu contohnya adalah sektor nikel yang kini telah menjadi tulang punggung industri hilir nasional. Untuk memperkuat strategi ini, Prabowo telah membentuk Badan Pengelola Investasi Danantara yang fokus pada pembiayaan dan pengelolaan proyek hilirisasi di berbagai sektor strategis, mulai dari pertambangan hingga kelautan.
3. Penguatan Konsumsi Dalam Negeri
Strategi ketiga adalah mendorong pertumbuhan dari dalam negeri. Program Makan Bergizi Gratis serta pendirian 80.000 koperasi desa Merah Putih ditargetkan untuk mendorong konsumsi rumah tangga yang menyumbang lebih dari separuh Produk Domestik Bruto (PDB).
Menurut Noudhy, kombinasi tiga kebijakan ini menunjukkan keseriusan Presiden Prabowo dalam menghadapi tantangan global, termasuk kebijakan proteksionis dari AS.
“Dengan ketajaman membaca arah geopolitik dan strategi ekonomi global, Presiden Prabowo menegaskan bahwa Indonesia siap menghadapi disrupsi dan tetap tumbuh sebagai kekuatan ekonomi baru,” pungkas Noudhy.
