Sidoarjo — Harapan untuk menemukan seluruh korban reruntuhan bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Sidoarjo, masih menjadi fokus utama tim SAR gabungan. Hingga Minggu (05/10/2025) malam, proses pencarian belum menunjukkan tanda-tanda berhenti. Para petugas terus berjibaku di tengah puing-puing bangunan yang ambruk sejak sepekan lalu.
Direktur Operasi Basarnas, Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, yang juga bertindak sebagai SAR Mission Coordinator (SMC), menegaskan bahwa operasi pencarian kemungkinan besar akan diperpanjang hingga Selasa mendatang. Hal ini dilakukan agar tidak ada satu pun korban yang tertinggal di lokasi musibah.
“Kita tetap akan lanjutkan semaksimal mungkin. Operasi ini tidak berhenti, mungkin akan kita perpanjang sampai kita yakinkan bahwa seluruh korban dari reruntuhan di Pondok Pesantren ini dapat kita temukan,” tegas Bramantyo saat ditemui di lokasi operasi, Minggu (05/10/2025) malam.
Ia menjelaskan, proses pembongkaran bangunan telah mencapai sekitar 75 persen. Pekerjaan ini didukung oleh dua unit ekskavator dan satu alat breaker yang terus beroperasi secara bergantian siang dan malam. Setiap langkah dilakukan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan risiko tambahan di area reruntuhan yang masih labil.
“Pembongkaran bangunan yang kita lakukan dibantu sampai hari ini dua ekskavator dan satu breaker yang aktif. Saya kira bangunan hampir 75 persen. Mungkin dua sampai tiga hari ke depan, Basarnas akan tetap support maksimal,” ujarnya.
Meski operasi telah berlangsung selama lebih dari tujuh hari, semangat petugas SAR dari berbagai unsur tetap tinggi. Mereka bekerja tanpa kenal lelah, berpacu dengan waktu dan kondisi cuaca, demi mengevakuasi korban yang masih tertimbun material bangunan beton dan baja.
Hingga Minggu sore, tim SAR gabungan berhasil menemukan 19 jenazah baru, sehingga total korban meninggal dunia menjadi 45 orang. Selain itu, tercatat 104 orang berhasil selamat, serta dua korban ditemukan dalam bentuk bagian tubuh (body part) yang kini masih dalam proses identifikasi.
Seluruh jenazah korban dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jawa Timur, untuk dilakukan pemeriksaan dan identifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim. Proses identifikasi tersebut diharapkan dapat membantu keluarga korban yang masih menunggu kabar.
Bramantyo juga mengajak seluruh masyarakat untuk turut mendoakan kelancaran proses pencarian dan evakuasi. “Tolong dibantu doa, karena ini musibah kita semua. Semua ikut mendoakan dan memberi support agar bisa melaksanakan semaksimal mungkin,” ucapnya penuh harap.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, operasi pencarian masih terus berlanjut. Fokus utama tim SAR malam ini adalah pembersihan material di sektor utara bangunan, area yang diyakini masih berpotensi menyimpan korban. Semua pihak berharap, seluruh korban dapat segera ditemukan agar proses pemulihan dapat segera dimulai. (rif)












