Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Hukrim

Polisi Selidiki Dugaan Penggerak Anarko di Balik Ricuh Aksi Buruh Semarang

×

Polisi Selidiki Dugaan Penggerak Anarko di Balik Ricuh Aksi Buruh Semarang

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Semarang – Polisi mendalami dugaan adanya pihak eksternal yang menggerakkan kelompok berbaju hitam dalam aksi Hari Buruh Internasional yang berujung ricuh di depan kantor Gubernur Jawa Tengah, Semarang, pada 1 Mei 2025. Enam orang yang diduga pelaku kerusuhan telah ditetapkan sebagai tersangka.

Kapolrestabes Semarang Komisaris Besar M. Syahduddi menyebut kelompok tersebut kemungkinan besar telah merencanakan kekacauan sejak awal. “Dari hasil pemeriksaan, kami temukan indikasi bahwa mereka memang masuk ke dalam massa buruh dengan niat menciptakan kerusuhan,” ujarnya pada Sabtu, 4 Mei 2025.

Example 300x600

Polisi mengungkap, dua dari enam tersangka sempat menghadiri rapat konsolidasi di salah satu kampus di Semarang, sehari sebelum aksi. Dalam rapat tersebut, disepakati bahwa mereka akan bergerak setelah aksi buruh utama usai, dengan mengenakan pakaian serba hitam.

Dari hasil penyelidikan sementara, polisi juga menemukan grup WhatsApp berisi 18 anggota yang disebut sebagai sarana koordinasi kelompok Anarko. Polisi meyakini grup ini berperan dalam menyusun rencana aksi ricuh. “Kami masih mendalami siapa saja anggota grup itu dan siapa yang mengoordinir dari luar,” kata Syahduddi.

Menurutnya, pola dan atribut kelompok yang tertangkap di Semarang mirip dengan yang pernah muncul di daerah lain, menimbulkan dugaan bahwa gerakan ini bersifat terorganisir lintas kota.

Enam tersangka yang diamankan berusia antara 19 hingga 22 tahun. Mereka dijerat dengan Pasal 214 dan Pasal 170 KUHP, masing-masing terkait tindakan melawan petugas dan pengeroyokan. Meski demikian, tim pendamping hukum menyatakan keberatan atas penetapan status tersangka terhadap mereka.

Menurut perwakilan tim pendamping hukum, M. Safali, terdapat kejanggalan dalam proses penyidikan. Barang bukti yang disebut polisi, seperti paving block dan petasan, menurutnya tidak terkait langsung dengan para tersangka. “Saat kami tanya, mereka tidak memegang barang-barang tersebut,” ungkapnya.

Aksi unjuk rasa Hari Buruh itu awalnya berlangsung damai. Sejumlah serikat pekerja menyuarakan tuntutan dari pagi hingga sore. Namun, situasi mulai memanas saat kelompok mahasiswa bergabung, dan massa mulai membakar alat peraga serta merobohkan pagar median jalan.

Kericuhan pecah saat demonstran dan polisi saling dorong. Polisi merespons dengan menembakkan gas air mata dan menyemprotkan water cannon guna membubarkan massa.

Penyelidikan masih berlanjut untuk mengungkap siapa dalang di balik kericuhan yang merusak citra aksi damai buruh tersebut.

Example 300250
Example 120x600