SURABAYA – Polrestabes Surabaya menjadi sorotan publik setelah mangkir dari sidang praperadilan terkait Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) yang diajukan oleh Tonny Hendrawan Tanjung di Pengadilan Negeri Surabaya. Sidang tersebut sedianya digelar pada Jumat, 16 Mei 2025, namun harus ditunda karena ketidakhadiran pihak termohon.
Hakim Sutrisno yang memimpin sidang tersebut menyatakan bahwa pihak termohon telah menerima surat panggilan atau relaas, namun tidak hadir tanpa alasan yang jelas. “Termohon (Polrestabes Surabaya) tidak datang, padahal relaas sudah diterima. Kita panggil sekali lagi, apabila tidak hadir sidang tetap lanjut,” tegas Sutrisno di ruang sidang Cakra.
Hakim Sutrisno juga menjadwalkan sidang lanjutan pada 28 Mei 2025, memberikan kesempatan terakhir bagi Polrestabes Surabaya untuk hadir dan memberikan tanggapan atas permohonan praperadilan tersebut.
Tonny Tanjung selaku pemohon praperadilan hadir bersama tim kuasa hukumnya, termasuk Advokat Gunadi Handoko. Dalam keterangannya, mereka menyatakan bahwa praperadilan tersebut diajukan untuk menguji keabsahan SP3 yang diterbitkan Polrestabes Surabaya terkait dugaan tindak pidana penipuan, penggelapan, dan pemberian keterangan palsu dalam akta otentik yang diduga melibatkan Chandra Hermanto dan Wahyudi Suyanto.
“Kami ingin memastikan bahwa proses penghentian penyidikan ini dilakukan sesuai prosedur hukum yang berlaku. Jika tidak, maka kami akan mengambil langkah hukum lebih lanjut,” ujar Gunadi Handoko.
Publik pun kini menanti langkah selanjutnya dari Polrestabes Surabaya terkait persidangan praperadilan ini. Hingga berita ini diturunkan, pihak Polrestabes Surabaya belum memberikan keterangan resmi terkait ketidakhadiran mereka di persidangan tersebut.
