Sidoarjo – Setelah sembilan hari penuh duka dan upaya pencarian tanpa henti, suasana di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, kini mulai lengang. Meski operasi pencarian dan evakuasi resmi ditutup sejak Selasa (07/10), proses hukum untuk mengungkap penyebab ambruknya Musholla tiga lantai yang menewaskan puluhan santri itu masih terus berlanjut.
Tim Inafis dan Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jawa Timur pada Jumat (10/10/2025) kembali mendatangi lokasi reruntuhan. Mereka memasang garis polisi di sekitar area Musholla yang ambruk untuk mensterilkan lokasi serta mempermudah proses penyelidikan lebih lanjut.
Selama lebih dari dua jam, petugas melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dengan cermat. Mereka mengambil sejumlah sampel material bangunan seperti besi, beton, dan kayu yang diduga menjadi bagian penting dalam analisis penyebab runtuhnya struktur bangunan tersebut.
Sedikitnya sepuluh potong material dibawa ke Mapolda Jatim untuk diperiksa di laboratorium forensik. Proses pengambilan barang bukti ini disaksikan langsung oleh pihak pengurus pondok serta ketua RT setempat guna memastikan transparansi penyelidikan.
Ketua Alumni sekaligus Ketua PCNU Sidoarjo, KH Zaenal Abidin, menyatakan bahwa pihak pondok sepenuhnya mendukung langkah kepolisian dalam proses hukum tersebut. Ia menegaskan, pihaknya ingin agar semua proses berjalan terbuka dan objektif demi menemukan kebenaran.
“Karena ini adalah prosedur yang umum, maka kami fasilitasi dan tetap memberi kesempatan kepada pihak kepolisian untuk memasang garis polisi. Untuk tindak lanjutnya, kita tunggu perkembangan yang ada,” ujar KH Zaenal Abidin, Jumat (10/10/2025).
Menurutnya, seluruh pihak di lingkungan Ponpes Al Khoziny berkomitmen untuk bersikap kooperatif. Ia juga berharap hasil penyelidikan dapat mengungkap penyebab pasti tragedi yang merenggut nyawa 67 santri dan melukai ratusan lainnya.
“Kami ingin semuanya jelas, agar tidak ada lagi kejadian serupa di kemudian hari. Ini musibah besar yang menjadi pelajaran bagi kita semua,” imbuhnya.
Diketahui, Musholla tiga lantai Ponpes Al Khoziny ambruk pada Senin (29/09) lalu. Dalam peristiwa memilukan tersebut, sebanyak 171 santri berhasil dievakuasi, sementara 67 di antaranya meninggal dunia. Proses identifikasi korban terus dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim hingga saat ini. (rif)












