Jakarta – Rencana Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk mengevakuasi korban luka dan anak-anak yatim piatu dari Gaza ke Indonesia memunculkan respons beragam dari publik dan sejumlah tokoh nasional. Misi kemanusiaan ini disebut sebagai bentuk kepedulian terhadap warga Palestina, namun menuai kritik tajam karena dinilai bisa dimanfaatkan untuk kepentingan politik pihak lain.
Prabowo menyampaikan komitmennya sebelum melakukan kunjungan kenegaraan ke Timur Tengah. Ia menyatakan bahwa Indonesia siap menampung sementara sekitar seribu warga Gaza dalam gelombang pertama, asalkan seluruh pihak menyetujui rencana tersebut.
“Kita ingin bantu korban luka dan anak-anak yang kehilangan keluarga. Tapi mereka hanya ditampung sementara, dan akan kembali ke tanah air mereka ketika kondisi memungkinkan,” ujar Prabowo, Rabu (9/4), di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma.
Menteri Luar Negeri Sugiono menegaskan bahwa tujuan evakuasi ini tidak dimaksudkan untuk memindahkan warga Palestina secara permanen. “Keberadaan mereka di Indonesia bersifat sementara dan tidak akan mengubah demografi Gaza,” tegas Sugiono dalam keterangannya.
Kritik MUI: Waspadai Agenda Terselubung
Namun, Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Wakil Ketua Umumnya, Anwar Abbas, mengkritik gagasan tersebut. Menurutnya, rencana ini justru sejalan dengan agenda Israel dan Amerika Serikat untuk mengosongkan Gaza demi memperluas pendudukan wilayah.
“Mengapa Indonesia ikut-ikutan? Kita harus belajar dari sejarah dan jangan sampai negara ini dimanfaatkan secara politis,” ujar Anwar, mengingatkan agar Prabowo tidak terjebak dalam strategi jangka panjang yang berpotensi menguntungkan Israel.
Anwar juga menyoroti rencana kunjungan Prabowo ke lima negara Arab, yang sebagian besar telah menjalin hubungan diplomatik atau kerja sama dengan Israel. Ia khawatir konsultasi dengan negara-negara tersebut justru akan membuka jalan bagi Indonesia menjalin hubungan resmi dengan Israel.
TNI dan DPR Beri Dukungan, Tapi Ingatkan Koordinasi Internasional
Sementara itu, Kementerian Pertahanan dan TNI menyatakan kesiapan teknis dalam menjalankan operasi evakuasi dan perawatan terhadap warga Gaza. Brigjen TNI Frega Wenas mengatakan bahwa prasarana dan sumber daya telah tersedia. “Kami siap jika ada perintah,” ujarnya.
Dukungan juga datang dari Komisi I DPR. Anggota DPR Amelia Anggraini menyebut rencana tersebut sejalan dengan amanat konstitusi Indonesia dalam berperan aktif menciptakan perdamaian dunia. “Ini bentuk nyata solidaritas kemanusiaan dan konsistensi pada solusi dua negara,” ujarnya.
Namun Amelia juga mengingatkan bahwa langkah ini harus dijalankan secara hati-hati, melalui koordinasi dengan lembaga kemanusiaan internasional agar tidak menimbulkan persepsi negatif secara global.
Arah Diplomasi dan Masa Depan Palestina
Hingga kini, Prabowo masih berkonsultasi dengan para pemimpin di Timur Tengah untuk mencari titik temu dari semua pihak terkait rencana evakuasi. Hasil konsultasi akan menjadi dasar dalam mengambil keputusan akhir.
Apakah ini akan menjadi bukti komitmen Indonesia terhadap kemanusiaan, atau justru menjadi celah bagi agenda lain di balik konflik berkepanjangan Palestina-Israel? Waktu dan arah diplomasi Indonesia ke depan akan menjawabnya.