Surabaya – Ratusan pengemudi ojek online (ojol) dari berbagai daerah di Jawa Timur mulai bergerak melakukan aksi demonstrasi di Surabaya, Selasa (21/5/2025). Aksi ini dimotori oleh Frontal Jatim (Front Driver Online Tolak Aplikator Nakal Jawa Timur), dan dimulai dari kawasan Frontage Ahmad Yani, tepatnya di sekitar Bundaran Waru.
Sejak pukul 09.00 WIB, massa dari ojol roda dua dan empat tampak memadati kawasan tersebut sebelum memulai konvoi ke sejumlah titik strategis. Konvoi sempat berhenti di depan Kantor Dinas Perhubungan Jawa Timur dan berlanjut ke depan Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jatim.
Akibat padatnya massa, arus lalu lintas di sekitar Bundaran Waru sempat tersendat. Polisi melakukan pengalihan jalur kendaraan roda dua ke Frontage Ahmad Yani guna mengurangi kemacetan. Aksi ini mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian hingga ke titik-titik berikutnya.
Tito Ahmad, koordinator aksi, menyebutkan sekitar 6.000 pengemudi ojol berpartisipasi dalam demonstrasi hari ini. Tiga mobil komando dikerahkan untuk mengarahkan massa ke sejumlah kantor pemerintahan seperti Mapolda Jatim, Gedung Negara Grahadi, dan Kantor DPRD Jatim. Selain itu, massa juga berencana mendatangi kantor-kantor aplikator di Surabaya.
“Aksi ini serentak dilakukan di seluruh Indonesia. Tujuannya untuk menyuarakan keresahan kami terhadap kebijakan aplikator yang tidak berpihak pada mitra driver,” ujar Tito.
Dalam aksi tersebut, massa membawa lima tuntutan utama:
-
Menurunkan potongan aplikasi menjadi maksimal 10 persen
-
Menaikkan tarif pengantaran penumpang
-
Mendorong penerbitan regulasi untuk layanan pengantaran makanan dan barang
-
Menetapkan tarif bersih yang diterima mitra
-
Mendesak pemerintah segera menerbitkan Undang-Undang Transportasi Online Indonesia
Aksi ini menjadi bentuk tekanan nyata kepada pemerintah dan perusahaan aplikator untuk segera menanggapi keluhan yang selama ini dirasakan oleh mitra pengemudi ojol.