Jakarta, — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menunjukkan penguatan di awal perdagangan Jumat (11/4/2025), seiring dengan meredanya kekhawatiran pasar terhadap potensi resesi di Negeri Paman Sam.
Mengutip data Bloomberg pada pukul 09.35 WIB, rupiah tercatat menguat 39 poin atau 0,23 persen ke level Rp 16.784 per dolar AS, dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp 16.823 per dolar AS.
Menurut pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, sentimen positif ini dipicu oleh penurunan ekspektasi pasar terhadap resesi di AS, meski ketidakpastian ekonomi global masih membayangi. Risalah rapat The Federal Reserve bulan Maret menunjukkan kekhawatiran para pembuat kebijakan terhadap laju inflasi dan perlambatan pertumbuhan.
Namun di sisi lain, keputusan Presiden AS Donald Trump untuk menunda pemberlakuan tarif baru selama 90 hari turut meredakan tekanan pasar. Kendati demikian, perang dagang AS-Tiongkok kembali memanas setelah Washington menaikkan tarif impor hingga 125 persen—angka yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tiongkok merespons dengan tarif balasan sebesar 84 persen terhadap produk-produk AS.
“Kondisi ini membuat perdagangan rupiah hari ini cenderung fluktuatif, namun tetap ditutup menguat di kisaran Rp 16.750 – Rp 16.830 per dolar AS,” kata Ibrahim.
Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (Jisdor), nilai tukar rupiah pada Kamis (10/4/2025) berada di Rp 16.779 per dolar AS, menguat dibandingkan hari sebelumnya di Rp 16.943 per dolar AS.
Sementara itu, berikut adalah kurs rupiah terhadap dolar AS di lima bank besar nasional per Jumat ini:
-
BRI
-
Kurs Jual: Rp 16.791
-
Kurs Beli: Rp 16.765
-
-
Bank Mandiri
-
Kurs Jual: Rp 16.880
-
Kurs Beli: Rp 16.830
-
-
BNI
-
Kurs Jual: Rp 16.795
-
Kurs Beli: Rp 16.775
-
-
BCA
-
Kurs Jual: Rp 16.820
-
Kurs Beli: Rp 16.790
-
-
CIMB Niaga
-
Kurs Jual: Rp 16.818
-
Kurs Beli: Rp 16.793
-
Penguatan rupiah ini diharapkan memberikan sentimen positif terhadap perekonomian nasional, meskipun pelaku pasar tetap diminta waspada terhadap dinamika global yang masih sangat dinamis.