Surabaya – Nama Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, kembali menjadi sorotan publik usai aksinya menutup sebuah minimarket viral di media sosial.
Penutupan itu dilakukan saat Eri melakukan inspeksi mendadak (sidak) pada Selasa, 10 Juni 2025, di sejumlah minimarket di wilayah Surabaya, Jawa Timur. Ia menegaskan bahwa penutupan tersebut terkait permasalahan parkir yang menimbulkan potensi kemacetan dan praktik pungutan liar (pungli).
“Yang saya tutup sebenarnya tempat parkirnya. Tapi kalau tempat parkirnya ditutup dan toko tetap buka, kendaraan akan parkir di jalan dan bikin macet. Karena itu, pemilik toko yang memilih menutup usahanya sendiri,” tegas Eri.
Eri menyatakan bahwa toko-toko tersebut boleh dibuka kembali dengan syarat adanya juru parkir resmi yang mengenakan rompi khusus dari pengelola usaha. Ia berharap langkah ini dapat menekan pungli yang kerap dikeluhkan masyarakat.
Namun, ini bukan kali pertama Eri menjadi perbincangan publik. Sebelumnya, pada Maret 2025, Eri sempat disorot setelah mengimbau masyarakat untuk bergotong royong membantu keluarga pramiskin. Ia menyebut bahwa anggaran bantuan tersebut mencapai Rp1,5 triliun, jumlah yang dinilai cukup besar oleh Pemkot Surabaya.
Eri menekankan pentingnya nilai-nilai Pancasila dan agama dalam menyelesaikan permasalahan sosial seperti kemiskinan dan stunting. Ia juga menyinggung tentang semangat berkorban dalam membantu sesama.
“Ketika kita diminta menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk mengatasi kemiskinan, kita sering bertanya: berapa harga tenaga saya?” ujar Eri saat itu.
Melalui kebijakan dan pernyataannya, Eri Cahyadi terus memantik diskusi di tengah masyarakat, baik dalam hal penegakan ketertiban kota maupun upaya penanganan masalah sosial.