Sidoarjo – Setelah pencarian selama 4 jam, akhirnya jenazah seorang perempuan muda bernama Arista Tri Ayu Ananda (21) diketemukan pada Kamis (25/09/2025) malam. Arista merupakan warga Warugunung RT 03 RW 03, Kecamatan Karang Pilang, Surabaya.
Korban sebelumnya dilaporkan hilang setelah mandi di Sungai Buntung, Desa Gilang, sekitar pukul 15.30 WIB. Pencarian sempat dilakukan oleh warga dan keluarga hingga akhirnya membuahkan hasil.
Menurut informasi, proses pencarian dilakukan secara manual dengan cara menyelam. Dua orang dari pihak keluarga korban bersama seorang warga nekat menyisir sungai guna menemukan keberadaan Arista.
Mereka melakukan penyelaman di sisi utara dan selatan sungai, bergerak ke arah timur hingga radius 500 meter, lalu kembali ke arah barat. Upaya ini berlangsung cukup lama dan menguras tenaga.
Akhirnya, tepat pada pukul 19.45 WIB, jenazah Arista berhasil ditemukan. Tubuhnya tersangkut tak jauh dari lokasi awal ia mandi, hanya sekitar 15 meter dari tepi sungai, agak ke tengah.
Saat ditemukan, korban masih mengenakan pakaian biru putih bergaris. Kejadian ini sontak membuat keluarga dan tetangga yang menyaksikan pencarian berteriak histeris. Suasana haru pun pecah di sekitar lokasi.
Pihak keluarga korban kemudian memutuskan untuk menolak dilakukan otopsi. Mereka membuat surat pernyataan resmi dan menerima peristiwa ini sebagai sebuah musibah. Jenazah langsung dibawa pulang untuk segera dimakamkan malam itu juga.
Sebelum ditemukan meninggal, Arista sempat berpamitan kepada temannya, Halimah, untuk mandi di sungai. Namun, Halimah menolak ajakan itu karena cuaca sedang panas terik. Arista akhirnya mandi seorang diri.
Setelah lebih dari 30 menit tak kunjung kembali, Halimah merasa curiga. Ia lalu mengecek lokasi sungai tempat Arista mandi. Di sana ia hanya menemukan celana serta peralatan mandi milik korban, namun tubuh Arista tidak ada.
Khawatir terjadi sesuatu, Halimah bersama seorang warga kemudian melaporkan peristiwa itu kepada perangkat Desa Gilang. Laporan tersebut lalu diteruskan ke BPBD Sidoarjo untuk ditindaklanjuti.
Meski berdomisili di Warugunung, Surabaya, Arista cukup dikenal warga Desa Gilang. Pasalnya, sehari-hari ia bekerja menjaga warung kopi di kawasan tersebut. Banyak warga yang merasa kehilangan atas kepergian korban.
Ayah korban, dengan mata berkaca-kaca, menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang sudah terlibat dalam pencarian anaknya.
“Kami ikhlas dan menerima ini sebagai musibah. Terima kasih kepada warga, relawan, dan aparat yang sudah membantu mencari anak saya,” ucapnya lirih.
Ia menyampaikan bahwa Ariesta memang mempunyai riwayat penyakit epilepsi, dan diduga saat hendak mandi tadi penyakitnya kambuh,” anak saya memang punya riwayat sakit epilepsi, kemungkinan tadi pas kambuh hingga terjebur kesungai,”pungkasnya dengan suara serak.
Kanit Reskrim Polsek Taman, AKP Hajir Sujalmo, SH, membenarkan peristiwa tenggelamnya Arista.
“Benar, korban ditemukan sekitar pukul 19.45 WIB tidak jauh dari lokasi awal ia mandi. Jenazah kemudian dibawa pulang oleh keluarganya, karena mereka menolak dilakukan otopsi,” tegasnya.
Hingga berita ini diturunkan, suasana duka masih menyelimuti rumah duka. Warga sekitar turut berdatangan memberikan doa dan dukungan kepada keluarga yang ditinggalkan. (rif)












