Surabaya – Kota Surabaya tercatat sebagai kota termacet ke-44 di dunia pada tahun 2024 menurut TomTom Traffic Index. Data tersebut menunjukkan rata-rata waktu tempuh di Surabaya mencapai 22 menit 52 detik per 10 kilometer, lebih tinggi dibandingkan Jakarta yang membutuhkan 20 menit 23 detik per 10 kilometer.
Dalam rapat paripurna yang dipimpin Wakil Ketua DPRD Jatim Sri Wahyuni, Kamis (15/5), Juru Bicara LKPJ Gubernur Jawa Timur Akhir Tahun 2024, Hasan Irsyad, menyebutkan bahwa kemacetan di Surabaya harus segera diatasi. “Sebagai pusat pemerintahan Jawa Timur, masalah kemacetan ini perlu diselesaikan secara komprehensif,” ujarnya.
Hasan menyarankan peningkatan layanan transportasi umum antar kota di Jawa Timur, termasuk penambahan armada bus dan feeder agar masyarakat tak lagi bergantung pada kendaraan pribadi. Selain itu, ia juga mengusulkan penerapan sistem transportasi berbasis digital dan listrik serta pengembangan teknologi manajemen lalu lintas pintar di kota-kota besar seperti Surabaya dan Malang.
“Infrastruktur jalan memang sudah berkembang baik, terutama dengan adanya Tol Trans Jawa, tetapi transportasi publik di luar Surabaya masih minim,” kata Hasan. Menurutnya, meskipun bus Trans Jatim telah hadir, fasilitas logistik masih perlu ditingkatkan, terutama akses ke pusat ekonomi dari pelabuhan dan terminal.
Pansus juga merekomendasikan pembangunan jalur kereta komuter dan sistem transportasi terpadu dengan tiket terintegrasi. Selain itu, Pansus menyoroti 26 terminal tipe A di Jawa Timur yang sebagian besar tidak memenuhi standar fasilitas sesuai Peraturan Menteri Perhubungan PM 24/2021.
“Terminal-terminal ini sepi karena fasilitasnya tidak memadai. Jika diperbaiki dan dilengkapi, potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor aset terminal dapat meningkat,” jelasnya. Hasan juga mendorong kolaborasi dengan pihak swasta untuk memperbaiki fasilitas terminal dan meningkatkan jumlah pengunjung di tengah keterbatasan APBD Jawa Timur.