BANGKA — Terowongan Mina di Arab Saudi kini tampil dalam wajah baru yang megah dan lebih aman, menyambut musim haji yang akan datang. Lokasi yang pernah menjadi saksi bisu salah satu tragedi paling memilukan dalam sejarah ibadah haji modern ini telah mengalami perubahan besar-besaran, seiring upaya pemerintah Arab Saudi dalam meningkatkan keselamatan jemaah.
Diketahui, tragedi mengerikan terjadi pada tahun 1990, ketika lebih dari 1.400 jemaah, termasuk lebih dari 600 jemaah asal Indonesia, meninggal dunia akibat kepadatan, kepanikan, dan kegagalan sistem ventilasi di dalam terowongan tersebut.
Kala itu, kipas angin dan blower yang seharusnya mengalirkan oksigen mendadak mati. Suhu dalam terowongan meningkat drastis dan udara menjadi pengap, memicu kepanikan massal. Para jemaah yang datang dari dua arah saling berdesakan, menyebabkan banyak yang terjatuh, terinjak, hingga akhirnya meninggal dunia.
Kini, lebih dari tiga dekade setelah peristiwa memilukan itu, terowongan Mina telah berubah drastis. Pemerintah Arab Saudi memperluas dan meninggikan terowongan hingga mencapai 40 meter. Ventilasi besar kini memanjang di bagian atas, lengkap dengan mesin-mesin raksasa yang berfungsi mengisap udara kotor dan memompa oksigen segar ke dalam terowongan.
Tak hanya itu, lokasi pelemparan jumrah di Mina juga telah dirancang ulang. Empat jalur lalu lintas khusus dibangun untuk mencegah tabrakan antarkelompok jemaah saat menjalankan salah satu rukun ibadah haji tersebut.
Seorang peziarah dan kreator konten, Alman, mengunggah kondisi terkini terowongan melalui videonya. “Jadi seperti ini kondisi terkini terowongan Mina, beberapa minggu lagi menjelang persiapan haji,” katanya. Ia juga menegaskan bahwa tragedi di masa lalu terjadi karena panas ekstrem dan blower yang tidak berfungsi.
“Insya Allah, ke depan jangan sampai ada lagi tragedi Mina,” ujarnya penuh harap.
Transformasi terowongan Mina menjadi simbol nyata dari upaya perbaikan berkelanjutan dalam pengelolaan haji oleh Kerajaan Arab Saudi, sekaligus menjadi pengingat bahwa keselamatan jemaah adalah prioritas utama yang tak boleh diabaikan.












