Jakarta – TNI Angkatan Darat menyatakan dukungannya terhadap rencana mantan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang ingin mengirim anak-anak bermasalah ke barak militer untuk mendapatkan pembinaan disiplin. Namun, hingga kini, teknis pelaksanaan program tersebut masih dalam tahap koordinasi antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Kodam III/Siliwangi.
“Masih menunggu detail teknis yang dikoordinasikan antara Pemprov Jabar dan Kodam III/Siliwangi,” ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen Wahyu Yudhayana, Rabu (30/4/2025).
Ia menegaskan, pada prinsipnya TNI AD siap membantu program pemerintah, termasuk dalam konteks operasi militer selain perang (OMSP) yang mencakup kegiatan sosial dan pembinaan masyarakat.
Rencana Dedi Mulyadi untuk membina anak-anak nakal ini akan mulai diterapkan di Kota Depok pada Mei 2025. Ia menyebut anak-anak yang melawan orang tua, enggan sekolah, atau terlibat balap liar akan diserahkan ke barak militer dan kepolisian untuk dididik disiplin.
“Anak yang malas sekolah, suka keluyuran, kita bina di lingkungan militer dan polisi. Bukan latihan militer, tapi pembinaan pola hidup,” kata Dedi saat menghadiri HUT ke-26 Kota Depok.
Namun, program ini memantik kontroversi. Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Atip Latipulhayat menilai pendekatan tersebut kurang tepat. Ia menekankan bahwa penanganan anak bermasalah sebaiknya dilakukan melalui guru bimbingan konseling di sekolah.
“Pendidikan harus berbasis pendekatan edukatif, bukan militerisasi,” kata Atip kepada wartawan.
Meski begitu, Dedi tetap yakin bahwa keterlibatan TNI dan Polri dapat membantu membentuk karakter dan disiplin anak-anak, yang menurutnya tak lagi bisa ditangani dengan cara konvensional di rumah atau sekolah.