Sidoarjo – Upaya tanpa lelah tim SAR gabungan dalam mengevakuasi korban reruntuhan bangunan Musholla di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Sidoarjo, kembali membuahkan hasil. Memasuki hari kedelapan operasi, Senin (06/10/2025) sore, sebanyak 10 jenazah tambahan berhasil ditemukan dan dievakuasi dari bawah reruntuhan bangunan. Dengan temuan tersebut, total korban meninggal dunia kini mencapai 63 orang.
Kasubdit Pengerahan dan Pengendalian Operasi Basarnas, Emi Freezer, mengungkapkan bahwa proses pencarian kali ini berjalan dengan tantangan besar karena kondisi reruntuhan yang kompleks dan beresiko tinggi.
“Situasi di lapangan sangat berisiko. Kami harus memotong rangka baja dan menyingkirkan material beton secara manual dan bertahap agar bisa mengeluarkan korban yang masih tertimbun. Setiap langkah harus dilakukan dengan presisi tinggi,” jelas Freezer.
Kesepuluh jenazah ditemukan di sektor A2 dan A3. Proses evakuasi dilakukan secara bertahap sepanjang hari, semua jenazah kemudian langsung dievakuasi dengan ambulance menuju RS Bhayangkara Polda Jatim untuk proses identifikasi lebih lanjut.
Freezer menegaskan bahwa seluruh personel masih terus bekerja tanpa kenal lelah. Hingga kini, belum ada keputusan penghentian operasi karena masih terdapat kemungkinan korban lain tertimbun di area tengah bangunan yang belum sepenuhnya dibuka.
“Kami berkomitmen untuk menuntaskan misi ini sampai tuntas. Tak akan ada korban yang dibiarkan tertinggal. Kami akan terus menyisir setiap sektor, sekecil apa pun peluangnya,” ujarnya tegas.
Data terbaru menunjukkan total korban reruntuhan bangunan Ponpes Al Khoziny mencapai 167 orang. Dari jumlah itu, 104 orang selamat, 63 meninggal dunia, dan enam lainnya ditemukan dalam kondisi tidak utuh. Tim DVI Polri masih terus melakukan proses identifikasi untuk memastikan identitas para korban.
Sampai berita ini diturunkan, fokus pencarian diarahkan ke bagian tengah bangunan musala yang diduga masih menyimpan korban. Tim SAR gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, BPBD, Dankar dan relawan lokal terus berjibaku di bawah cuaca panas, berpegang pada satu harapan: agar seluruh korban dapat segera ditemukan dan dipulangkan ke keluarga masing-masing. (rif)












