Surabaya, 31 Mei 2025 – Dalam pidato resepsi Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-732 yang digelar di Taman Surya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi secara terbuka mengakui bahwa pelayanan kesehatan di kotanya masih menyisakan banyak pekerjaan rumah.
Meski usia harapan hidup warga Surabaya tercatat mencapai 76,02 tahun, Eri menyebut bahwa keluhan masyarakat terkait antrean panjang di rumah sakit, keterbatasan fasilitas kesehatan, dan pelayanan BPJS yang belum maksimal, masih banyak ditemui.
“Kita tidak bisa mengatakan rumah sakit ini tidak berpihak kepada masyarakat, tapi kenyataannya masih ada pelayanan yang kurang bagus. Ini menjadi tanggung jawab kita bersama,” tegas Eri di hadapan ratusan pejabat, tokoh masyarakat, dan warga yang hadir sejak pagi hari.
Sebagai bentuk solusinya, Pemkot Surabaya tengah membangun rumah sakit baru demi mengurangi kepadatan pasien dan mempercepat akses layanan kesehatan. Namun, menurut Eri, pembangunan fisik saja tidak cukup. Ia menekankan pentingnya peran seluruh jajaran birokrasi—dari camat, lurah, kepala dinas hingga sekretaris daerah—untuk turun langsung memahami permasalahan masyarakat.
“Surabaya tidak boleh bergantung hanya pada wali kota. Yang membuat kota ini hidup dan maju adalah birokrasi yang bergerak bersama rakyat,” ujarnya.
Eri juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara eksekutif dan legislatif dalam menciptakan Surabaya yang bahagia dan maju. Ia meminta dukungan dan keterlibatan masyarakat untuk menyampaikan kritik dan saran demi perbaikan bersama.
“Saya Eri Cahyadi hanya 10 tahun membangun Surabaya. Tapi kalau seluruh warga dan birokrasi tidak bergerak bersama, maka semua akan sia-sia. Surabaya hanya akan besar karena kebersamaan,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Eri hadir bersama istri, Rini Indriyani, dan didampingi Wakil Wali Kota Armuji beserta istri, Iswahyurini, dengan mengenakan busana adat Kebaya Rancongan khas Surabaya. Momen tersebut menjadi simbol semangat kolaborasi dan cinta warga terhadap kotanya yang terus tumbuh meski masih menghadapi tantangan.