Surabaya — Libur panjang akhir pekan yang seharusnya menjadi momen potensial bagi sektor pariwisata justru berujung kekecewaan bagi sejumlah wisatawan di Surabaya. Beberapa destinasi wisata heritage yang menjadi daya tarik utama Kota Pahlawan malah tidak beroperasi selama long weekend.
Berdasarkan pantauan di website tiketwisata.surabaya.go.id, sejumlah objek wisata seperti Museum Tugu Pahlawan dan Bus SSCT – Balai Pemuda (Surabaya Sightseeing and City Tour) tercatat tutup pada Selasa (13/5/2025).
Penutupan serupa juga terjadi sehari sebelumnya, Senin (12/5/2025), di beberapa spot wisata lainnya seperti Rumah Kelahiran Bung Karno, Museum Olahraga, Museum W.R. Soepratman, Museum H.O.S. Tjokroaminoto, Museum Surabaya, Museum Pendidikan, dan Museum Sepuluh Nopember.
Achmad Nurdjayanto, anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya, menyayangkan keputusan tersebut. Menurutnya, tutupnya destinasi wisata heritage di momen liburan justru menciptakan citra negatif bagi sektor pariwisata Surabaya.
“Saya sangat menyayangkan banyaknya destinasi wisata yang justru tidak beroperasi di saat libur panjang. Ini menjadi peluang pendapatan yang hilang bagi sektor pariwisata,” ujar Achmad, Selasa (13/5/2025).
Politisi Partai Golkar itu menekankan, Surabaya tidak memiliki banyak destinasi wisata alam, sehingga potensi wisata sejarah dan budaya harusnya menjadi unggulan.
“Kota ini tidak bisa mengandalkan wisata alam. Sejarah dan warisan budaya adalah aset yang harus dimaksimalkan, terutama saat libur panjang yang berpotensi mendatangkan wisatawan dari luar kota,” tambahnya.
Achmad juga mengingatkan bahwa Surabaya baru saja menjadi tuan rumah APEKSI (Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia) yang menghadirkan delegasi dari berbagai daerah.
“Masih banyak tamu luar kota yang bisa menikmati wisata sejarah Surabaya jika pengelolaannya digarap serius. Jangan sampai momen seperti ini terlewatkan begitu saja,” tegasnya.
Pihaknya berjanji akan mendorong Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surabaya untuk lebih optimal dalam mengelola objek wisata heritage, terutama saat libur panjang. Ia juga menyarankan adanya kebijakan khusus untuk memastikan operasional wisata heritage selama akhir pekan dan hari libur nasional.
