Klaten – Fenomena mobil mengalami selip atau tersangkut saat melintas di rel kereta api bukanlah hal baru. Namun, hal ini tetap menjadi perhatian penting bagi para pengendara, terlebih ketika permukaan jalan basah atau tidak rata.
Hardi Wibowo, pemilik bengkel Aha Motor Yogyakarta, menjelaskan bahwa kondisi permukaan jalan dan sistem penggerak roda mobil memiliki peran besar dalam insiden selip di rel kereta.
“Mobil dengan penggerak dua roda (2WD) sangat berisiko mengalami selip jika salah satu roda terperosok atau melintasi permukaan licin. Roda yang kehilangan traksi akan berputar kencang, sedangkan roda lainnya tidak bergerak, akibatnya mobil bisa tersangkut,” kata Hardi saat diwawancarai, Minggu (20/4/2025).
Menurutnya, kondisi ini terjadi karena sebagian besar mobil 2WD belum dilengkapi fitur limited slip differential (LSD). Sistem LSD berfungsi menyeimbangkan putaran roda kanan dan kiri saat salah satu roda kehilangan cengkeraman.
“Dengan LSD, mobil tetap bisa bergerak karena kedua roda penggerak dibuat berputar bersamaan, meski salah satunya mengalami selip,” tambahnya.
Namun, bukan hanya sistem penggerak yang menjadi faktor tunggal. Hardi mengungkapkan bahwa performa mesin, teknik mengemudi, hingga kondisi permukaan pelintasan juga sangat memengaruhi risiko tersangkut di rel kereta.
“Pengemudi sebaiknya memilih bagian jalan yang paling rata saat melintasi rel, dan memanfaatkan momentum laju kendaraan agar tidak kehilangan daya dorong di tengah-tengah,” ujarnya memberi saran.
Ia juga mengingatkan pentingnya memperhatikan kondisi ban dan tidak ragu untuk berhenti sejenak jika ragu dengan medan yang akan dilalui.
