Ciamis — Kisah pilu seorang ayah dan anak di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, mengundang keprihatinan publik setelah kehidupan mereka yang serba kekurangan terungkap ke media sosial. Ayah bernama Nardi (65) dan putranya, Hendra, diketahui hidup dalam kemiskinan ekstrem hingga hanya mampu bertahan hidup dengan air putih karena tidak memiliki beras untuk dimasak.
Pasangan ayah dan anak itu tinggal di sebuah gubuk reyot berukuran 2×5 meter di Dusun Cisaar, Desa Kertahayu, Kecamatan Pamarican. Kondisi tersebut sudah berlangsung selama berbulan-bulan, dan semakin memburuk sejak Nardi jatuh sakit empat bulan terakhir.
“Beberapa hari kami hanya minum air putih. Saya sudah tidak kuat,” ungkap Nardi dengan suara lirih, Sabtu (26/4/2025).
Ironisnya, meski Nardi tercatat sebagai pemegang Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), ia tidak pernah menerima bantuan sosial berupa beras maupun bantuan tunai yang rutin disalurkan pemerintah.
Hendra, sang anak, turut mengalami kesulitan. Ia tak bisa bekerja secara tetap karena harus merawat ayahnya. Selain itu, Hendra sendiri juga menderita penyakit paru-paru yang menghambat aktivitas fisiknya. Penghasilan mereka bergantung pada pekerjaan serabutan yang bisa dilakukan jika kondisi tubuh Hendra memungkinkan.
Kondisi keluarga ini akhirnya diketahui publik setelah seorang warga mengunggah video mereka ke media sosial. Video itu menjadi viral dan memicu reaksi dari perangkat desa yang langsung meninjau lokasi.
Pemerintah Desa Kertahayu mengakui adanya kekeliruan dalam pendataan penerima bantuan sosial. Mereka mengaku kecolongan karena Nardi dan Hendra tidak tercatat sebagai warga yang membutuhkan meski kondisi mereka sangat memprihatinkan.
“Kami akan lakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pendataan bantuan sosial agar kejadian serupa tidak terulang,” ujar salah satu perwakilan desa.
Kisah ini menjadi pengingat keras bahwa masih banyak warga miskin yang luput dari perhatian, bahkan ketika mereka telah memegang identitas sebagai penerima manfaat.