Surabaya – Aib Sani Candradi, seorang pekerja kreatif yang dikenal sebagai desainer produk, akhirnya terbongkar di hadapan majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya. Ia didakwa telah melakukan perekaman secara diam-diam terhadap sejumlah model perempuan yang sedang berganti busana, lalu menjual hasil rekaman tersebut kepada oknum lelaki hidung belang.
Dalam sidang yang digelar Rabu (28/5/2025), Jaksa Penuntut Umum (JPU) Hajita Cahyo Nugroho menjelaskan bahwa terdakwa memanfaatkan profesinya dalam dunia iklan untuk menjebak para korban.
“Modusnya adalah mengundang model dalam sesi casting iklan fiktif. Di kamar ganti yang disediakan, terdakwa memasang kamera tersembunyi berbentuk gantungan kunci remot mobil, yang diletakkan di sudut ruangan seperti atas meja atau lemari,” jelas JPU Hajita.
Rekaman dari kamera tersembunyi (spycam) tersebut kemudian disalin dan disimpan oleh terdakwa. Parahnya, video itu juga diperjualbelikan dengan harga Rp 250 ribu hingga Rp 400 ribu per klip kepada sejumlah pihak yang tidak bertanggung jawab.
Salah satu korban, yang berinisial AA, mengaku menjadi korban pada 2014 saat usianya masih 16 tahun. Ia baru mengetahui keberadaan video rekaman tersebut beredar di media sosial pada tahun 2022. “Saya syok. Ternyata sudah tersebar. Saya baru tahu delapan tahun setelah kejadian,” ujar AA di hadapan majelis hakim.
Dalam perkara ini, Sani diduga kuat telah melanggar sejumlah pasal dalam KUHP terkait pelanggaran kesusilaan, privasi, dan eksploitasi seksual, dan dihadapkan pada ancaman hukuman penjara maksimal.
Sementara itu, kuasa hukum terdakwa, Wahyu Buana Putra, menyatakan pihaknya masih mempelajari materi dakwaan dan belum mengajukan tanggapan. “Nanti disampaikan pada sidang selanjutnya,” ucapnya singkat.
Kasus ini menyita perhatian publik, terutama dari komunitas model dan aktivis perlindungan perempuan, yang mendesak adanya pengetatan regulasi terhadap praktik casting iklan serta perlindungan privasi model.
