Surabaya – Tindak pidana pencurian kendaraan bermotor (curanmor) di Surabaya terus menunjukkan tren peningkatan. Data terbaru dari Polrestabes Surabaya mengungkapkan bahwa setiap pekan, rata-rata sepuluh pelaku curanmor berhasil ditangkap oleh jajaran Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim).
Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Luthfie Sulistiawan, memaparkan angka tersebut dalam Forum Group Discussion (FGD) “Wawasan Series” yang digelar di salah satu stasiun radio swasta di Surabaya pada Rabu (4/6/2025).
“Beberapa upaya kita lakukan, termasuk penegakan hukum. Dalam satu minggu, rata-rata kita menangkap 10 pelaku curanmor,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Kombes Luthfie menyebutkan bahwa sepanjang bulan Juni 2025, pihaknya telah mengungkap 251 kasus curanmor dan mengamankan 226 tersangka. Meskipun angka penindakan tinggi, namun kasus pencurian kendaraan masih terus terjadi.
“Data terkini pengungkapan curanmor cukup fantastis. Sampai hari ini, 251 kasus sudah kita ungkap, dan sebanyak 226 pelaku telah kita amankan,” imbuhnya.
Menurut hasil pemeriksaan, sebagian besar pelaku melakukan aksi pencurian karena tekanan ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa penanganan secara hukum saja tidak cukup.
“Banyak pelaku curanmor mengaku terpaksa mencuri karena himpitan ekonomi. Jadi perlu solusi menyeluruh, termasuk keterlibatan Pemerintah Kota,” tegas Luthfie.
Sebagai langkah preventif, Polrestabes Surabaya menggiatkan Patroli 97 Jogoboyo setiap malam untuk mencegah kejahatan jalanan. Selain itu, kepolisian juga menjalin koordinasi dengan Pemkot Surabaya untuk memperkuat pengawasan melalui pemasangan portal di jalan-jalan perkampungan serta penambahan CCTV.
“Beberapa waktu lalu kita bahas dengan Wali Kota soal pemasangan CCTV. Selain berguna untuk pembuktian dalam proses hukum, itu juga jadi alat kontrol pergerakan kendaraan keluar masuk lingkungan warga,” pungkas Kapolrestabes.
